Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 05 April 2022 | 11:48 WIB
Ilustrasi klitih (Suara.com/Iqbal Asaputro)

SuaraJogja.id - Sudah sejak lama hinga saat ini kejahatan jalanan berupa klitih, di mana pelaku sengaja melukai korban secara acak tanpa tujuan yang jelas, berulang kali terjadi di Jogja. Dalam kejadian terakhir, seorang pelajar tewas karena klitih di Gedongkuning.

Peristiwa ini menjadikan klitih dan Jogja kembali ramai diperbincangkan publik sampai kedua kata itu masuk dalam trending topic di Twitter pada Selasa (5/4/2022). Ungkapan prihatin dan desakan untuk membasmi klitih pun disampaikan sejumlah tokoh publik.

Ienas Tsuroiya, putri Gus Mus, adalah salah satu tokoh yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap klitih di Jogja. Pengguna akun Twitter dengan puluhan ribu pengikut ini menyampaikan keresahannya lewat cuitan pada Senin (4/4/2022) malam.

Ia meng-quote retweet kicauan akun @Upil_Jaran2 soal informasi kejadian klitih yang menewaskan seorang pelajar. Dalam twitnya, Tsuroiya berharap klitih bisa segera dibasmi. Ia juga mengirimkan Al-Fatihah untuk korban.

Baca Juga: Klitih dan Jogja Trending di Twitter Buntut Tragedi di Gedongkuning: Another Day Another Klitih

"Duh, kapan sih klitih bisa dibasmi? Al-Fatihah buat korban," tulis Tsuroiya.

Kronologi Klitih di Gedongkuning Tewaskan Siswa SMA

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi membeberkan kronologi lengkap kasus kejahatan jalanan yang menewaskan Daffa Adzin Albazith (17) pada Minggu (3/4/2022) pukul 02.10 WIB itu.

Peristiwa nahas itu bermula saat kelompok korban, yang terdiri dari lima sepeda motor dengan tujuh orang, mencari makan di sebuah warmindo. Lokasi rumah makan itu kurang lebih 50-100 meter sebelum tempat kejadian perkara.

Saat itu, beberapa orang dari rombongan korban sudah turun untuk memesan makanan. Namun, sebagian besar masih berada di sepeda motor baru akan turun.

Baca Juga: 6 Fakta Pelajar Tewas Jadi Korban Klitih di Yogya, Ternyata Anak Anggota DPRD

"Kemudian lewatlah dua motor yang digunakan oleh lima orang yang membleyer [mengegas motornya] seperti nada mengejek. Nah hal inilah yang menjadi pemicu," ujarnya.

Kelompok korban, yang merasa tidak terima dengan bleyeran itu, akhirnya berusaha mengejar kelompok pelaku ke arah utara di Jalan Gedongkuning. Setidaknya ada empat sepeda motor kelompok korban yang mengejar rombongan pelaku.

Di depan, pelaku berhenti lalu putar balik. Di antara mereka sudah ada yang siap dengan gir bertali.

"Motor yang pertama dari kelompok korban tidak sempat terkena pukulan benda tajam yang dimiliki oleh kelompok pelaku, sehingga lolos," ungkapnya. "Nah korban berada di motor kedua, posisi dibonceng di belakang karena yang memboncengkan mengelak, kena ke mukanya korban, sehingga korban mengalami luka di mukanya akibat kekerasan benda tajam."

Korban masih sempat melanjutkan perjalanan bersama temannya itu untuk maju ke depan atau ke arah timur hingga akhirnya ditemukan oleh petugas Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli.

Korban akhirnya dilarikan ke RSPAU Hardjolukito oleh Dafa Saputra. Namun nyawa Daffa tidak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu (3/4/2022) pukul 09.30 WIB.

Load More