SuaraJogja.id - Keluarga Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM UGM) angkat bicara soal peristiwa klitih yang kembali marak terjadi di DIY.
Koordinator KM BEM UGM Muhammad Khalid mengatakan, pihaknya menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban meninggal dunia akibat klitih--bukan kali pertama terjadi--beberapa waktu lalu.
BEM KM UGM menilai, hal tersebut sudah menjadi alarm kritis bagi pemerintah dan masyarakat Jogja, menyoal bagaimana isu ruang aman dan ruang keamanan di Jogja dalam periode tertentu selalu tercoreng oleh klitih, baik itu klitih yang sifatnya tawuran antara geng maupun klitih yang asal mencari sasaran korban.
"Situasi ini merupakan evaluasi besar, bahwa antara aparat penegak hukum dan instrumen hukum serta masyarakat masih banyak celah yang lolos, hingga terjadi pelanggaran kemanusiaan," tegasnya, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: 5 Tips Aman bagi Wisatawan Hindari Kejahatan Jalanan di Jogja
Khalid menambahkan, sedikitnya ada tiga kritik dari BEM KM UGM atas upaya penanganan perilaku klitih ini. Pertama, dari level penegak hukum. Sejauh ini, pihak penegak hukum punya kegiatan patroli yang dilakukan di ruang aktivitas masyarakat.
Namun nyatanya, seringkali banyak kritik muncul perihal seperti apa sikap polisi dalam menindaklanjuti laporan masyarakat.
"Misalnya ada motor sliweran, patut dipertanyaakan polisi patroli dan intel berfungsi efektif? Atau jangan-jangan hanya formalitas?," ungkap dia.
Polisi, sebut dia, perlu dipertanyakan sikap mereka dalam menindaklanjuti laporan yang masuk. Menurut Khalid, seringkali dalam menindaklanjuti laporan, polisi tidak akan optimal bergerak bila pelapor tidak memiliki power atau sumber daya yang memadai.
Kedua, menurut Khalid, penanganan klitih tak cukup hanya aparat yang menanggulangi. Harus ada peningkatan yang lebih horizontal, bagaimana masyarakat berbasis wilayah, mulai dari padukuhan, kalurahan punya satu jaring pengaman sosial.
"Untuk mencegah aktivitas masyarakat atau pemuda setempat yang mengancam keamanan masyarakat lainnya.Atau mencegah dan mengamankan wilayah mereka dari ancaman pihak luar," ujarnya.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Antisipasi Kejahatan Jalanan di Kawasan Kota Tua, Polsek Taman Sari Aktifkan Patroli Sepeda
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis