4. Pelajari pola hubungan pelaku sebelum terjadi klitih
Berdasarkan karakter pergaulan anggota geng dalam kriminologi, perlu dipelajari hubungan antaranggota sebelum melancarkan aksi kejahatan jalanan.
"Klitih memiliki pola aksi yang dilakukan pada malam hari atau menjelang subuh. Nah, sebenarnya bisa juga dipelajari pola hubungan yang terjadi sebelum kejahatan terjadi.
Di hari apa. Ada momen apa. Di titik daerah mana. Dsb," jelas Ridha.
5. Cari tahu tujuannya
Baca Juga: Penjelasan Erix Soekamti Soal Jogja Gelut Day, Wasit Internasional hingga Rencana Piala Raja
Ridha menuliskan, setiap geng dibentuk atas dasar memiliki suatu tujuan. Namun, ia khawatir, tujuan tersebut bergeser dari awal mula geng dibentuk.
"Misal: tujuan awal adalah konflik antargeng berbasis sekolah, sekarang menjadi ajang eksistensi.
Bahkan bisa jadi aksi klitih sekadar untuk menguatkan ikatan antaranggota," tulis dia.
6. Buat sistem penggentarjeraan
"Perbuatan ilegal (melanggar hukum) menjadi ciri terakhir yang ditemukan Miller.
Bagaimana memutusnya? Buat sistem penggentarjeraan," tegas Ridha.
Dirinya meminta supaya yang berwenang menegakkan hukum bukan sekadar berdasarkan berat atau ringannya saja, melainkan dibutuhkan pula konsistensi dan kecepatan dalam memutuskan peradilan pidana setelah kejadian.
Di samping enam cara di atas berdasarkan konsep geng dalam kriminologi, Ridha menjelaskan pula melalui konsep regenerasi. Untuk mencari tahu lebih lanjut cara mencegah kejahatan jalanan atau klitih dari Ridha, BACA UTASNYA DI SINI.
Berita Terkait
-
Penjelasan Erix Soekamti Soal Jogja Gelut Day, Wasit Internasional hingga Rencana Piala Raja
-
Prihatin Kejahatan Jalanan Marak Terjadi hingga Jatuh Korban, Erix Soekamti Siap Gelar Jogja Gelut Day
-
Marak Klitih di Yogyakarta, Penjual Celurit Pasar Tempel Sampai Lakukan Hal Ini
-
Badran Jogja Trending Topic di Twitter, Gegara Aksi Konyol Klitih 'Magang'
-
Geger! Diduga Pelaku Klitih Tertangkap Karena Bawa Arit, Diamuk dan Ditelanjangi Warga, Publik: Satu Hari Satu Klitih
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen
-
Dilema Pegawai Pasca-PHK, Dosen UGM Soroti Minimnya Jaminan Sosial Pekerja Informal