SuaraJogja.id - Kejahatan jalanan atau klitih yang kembali marak dikhawatirkan berdampak pada perekonomian DIY. Sebab wisatawan ketakutan untuk berkunjung ke DIY karena kasus-kasus kekerasan yang terus meuncul.
Padahal Bulan Ramadhan dan Lebaran menjadi momen penting bagi DIY bagi kebangkitan ekonomi dari sektor pariwisata dan UMKM. Karenanya Pemkot berupaya melakukan sejumlah antisipasi agar kejahatan jalanan tidak kembali terjadi.
"Sebenarnya untuk penanganan pencegahan sudah kita lakukan dengan banyak hal, tapi yang terjadi sekarang di luar kendali. Makanya awal April setelah ada ada kasus [klitih], sudah instruksikan lurah dan mantri pamong projo untuk segera menggiatkan kembali patroli monitoring di wilayah masing-masing setelah jam 1 malam," ungkap Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi disela talkshow Gerakan Kasih Ramadhan di Yogyakarta, Senin (11/04/2022).
Menurut Heroe, pengawasan ruang-ruang publik oleh Jaga Warga dan Jagabara untuk patroli keliling. Koordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak sekolah juga dilakukan untuk membatasi kegiatan pelajar pada sore dan malam hari maksimal pukul 22.00 WIB.
Baca Juga: PPKM Level 3 di DIY Diperpanjang, Heroe Poerwadi: Tidak Masalah Asal Prokes Ketat
Perumusan tata cara penanganan dan pemberian sanksi bagi pelaku kejahatan jalanan juga dilakukan antarstakeholder. Termasuk mengidentifikasi tempa-tempat yang biasa digunakan untuk kumpul-kumpul remaja yang berpotensi munculnya kejahatan jalanan.
"Kami juga bersama kepolisian untuk lebih membuat proses komunikasi gerakan masyarakat untuk bersinergi mengantisipasi kejahatan jalanan," ujarnya.
Sementara Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara menyoroti pemulihan perekonomian di DIY pascaturunnya kasus COVID-19 di DIY. Bendara berharap momen Lebaran bisa jadi ajang pemulihan ekonomi dan pariwisata tanpa adanya gangguan.
"Kita mendorong percepatan ekonomi pada lebaran nanti seiring dibukanya mobilitas masyarakat," jelasnya.
Untuk pemulihan pariwisata di era kenormalan baru, lanjut Bendara, Pemda dan Pemkot Yogyakarta didorong mengembangkan responsible tourism atau wisata yang bertanggungjawab. Wisatawan yang datang selama Ramadan dan Lebaran nanti diharapkan tidak membawa atau membuat sampah di DIY.
Baca Juga: Beri Arahan Ke-44 SDM PKH Se-Jogja, Heroe Poerwadi: Jangan Buat Penerima Manfaat Kecanduan Bantuan
Wisatawan yang berkunjung pun menghormati budaya Jawa dengan tidak menggunakan motif batik secara sembarangan. Misalnya menggunakan motif batik parang rusak untuk motif sandal.
Berita Terkait
-
BNI Indonesias Horse Racing 2025 Sukses Kolaborasikan Hiburan dan Pariwisata
-
"Energizing Tourism": Menyalakan Semangat Baru Wisata Indonesia Melalui Energi dan Gerak
-
RI Ajak Kolaborasi di Forum CAP-CSA untuk Pariwisata di Tengah Ketidakpastian Global
-
Jadi Tuan Rumah UN Tourism ke-37, Indonesia Siap Pimpin Diskusi Global Soal Pariwisata Berkelanjutan
-
Traveloka-Archipelago Jalin Kemitraan, Dongkrak Potensi Wisata Nasional
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI