SuaraJogja.id - Perpindahan pedagang kaki lima (PKL) Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan 2 belum sepenuhnya memberikan dampak signifikan. Harapan bulan Ramadhan menjadi momen mendapatkan hasil pendapatan yang lebih, tak semua orang dapat merasakan hal itu.
Sebagai pedagang pakaian di Teras Malioboro 1, Yanti (52) harus lebih bersabar di bulan penuh berkah ini. Sehari, belum tentu ia mendapatkan pelanggan.
Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan dirinya sulit mendapat pelanggan. Pertama letak lapaknya di lantai tiga, kedua jumlah pengunjung yang masih sedikit.
"Kalau di lantai 3 memang lebih sedikit pelanggan yang datang. Karena di lantai satu kan sudah banyak pedagang, biasanya kalau wisatawan yang berniat belanja ya tidak mau ke lantai atas," kata Yanti ditemui suarajogja.id, Jumat (15/4/2022) malam.
Selama Ramadhan diakuinya sangat sedikit wisatawan yang datang. Dibanding sebelum puasa, jumlah wisatawan cukup banyak.
"Kalau di pedestrian dulu kan meski puasa masih ada yang beli, karena letaknya kan di sepanjang lorong ya. Jadi yang awalnya tidak berniat membeli, karena ada barang bagus, akhirnya menepi," kata dia.
Hampir dua pekan berjualan selama Ramadhan, Yanti hanya mengantongi sekitar Rp180 ribu. Jumlah itu belum dihitung omzet.
Bahkan satu karyawannya terpaksa diistirahatkan karena belum tentu sehari, pakaian kaus dan baju dasternya laku terjual.
Yanti tak menampik saat akhir pekan ada banyak pengunjung yang datang ke Teras Malioboro 1. Namun belum banyak yang membeli baju di lapaknya.
Baca Juga: Masjid Lama Gang Bengkok Medan Sajikan 100 Porsi Bubur Pedas untuk Berbuka Puasa
"Ya memang gambling kalau jualan seperti ini, termasuk di situasi seperti ini. Memang kalau akhir pekan ada yang laku terjual" kata dia.
Pedagang pakaian lainnya, Retnowati, hanya bisa pasrah dengan kondisi barang yang dia jual. Sebab dua hari ini tak ada pembeli yang mampir ke lapak miliknya.
Beruntung, pemerintah belum memberlakukan dana retribusi bagi pelaku usaha di Teras Malioboro. Sehingga, Retno tak perlu pusing memikirkan pembayaran itu.
"Tapi untuk kebutuhan sehari-hari juga pusing dapat darimana. Karena saya sendiri hanya berjualan pakaian," keluh dia.
Meski belum banyak pelanggan, Retno meyakini saat mendekati lebaran ada peningkatan daya beli masyarakat. Warga membeli dalam jumlah banyak untuk dibagikan saat mudik nanti.
"Mungkin itu salah satunya ya karena mudik sudah diizinkan, jadi akan banyak pelanggan yang membeli," katanya.
Berita Terkait
-
Masjid Lama Gang Bengkok Medan Sajikan 100 Porsi Bubur Pedas untuk Berbuka Puasa
-
Shahih! Doa Buka Puasa Ramdhan dan Waktu Terbaik Membacanya
-
Melihat Kemegahan Masjid Agung Sultan Thaf Sinar Basarsyah di Deli Serdang
-
Tetangga Pak Modjo (Part 3): Tetangga Julid! Sekali Ghibah, Satu Kampung Terhasut
-
Jadwal Buka Puasa Serang Banten Lengkap dengan Jadwal Sholat Sabtu 16 April 2022
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka