SuaraJogja.id - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman menilai momen menjelang hari raya menjadi salah satu waktu yang rawan terjadi tindak pidana korupsi. Pejabat daerah menjadi pihak yang rawan terjerat kasus tersebut.
"Ada banyak kasus terdahulu yang memperlihatkan ketika akan masuk ke hari raya ada proses pengumpulan dana," kata Zaenur kepada awak media, Kamis (29/4/2022).
Disampaikan Zaenur, biasanya pengumpulan dana tersebut dilakukan dalam dua hal. Mulai yang paling banyak adalah dari para penyedia barang dan jasa maupun para pengusaha yang sedang mengurus perizinan.
Pengumpulan dana yang juga diistilahkan sebagai THR tersebut sering digunakan para pejabat untuk membiayai kegiatan-kegiatan di luar kegiatan resmi jabatan.
"Biasanya kan banyak di antara mereka yang misalnya membuat acara-acara santunan, acara buka puasa bersama, itu juga banyak berasal dari dana-dana para penyedia barang dan jasa dan pelaku usaha lain," ungkapnya.
Santunan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan itu disebut hanya sebagian kecil saja. Kemudian, kata Zaenur, sebagian besarnya dana itu tetap merupakan momentum untuk mengumpulkan modal politik.
"Jadi ketika hari raya itu karena sudah menjadi semacam kebiasaan gitu ya. Para politisi itu mengumpulkan modal politik, momentumnya salah satunya adalah hari raya. Dengan alasan hari raya kemudian para pengusaha itu diminta untuk menyetor sekian rupiah kepada para pejabat," jelasnya.
Menurutnya hal tersebut merupakan perbuatan yang sangat kontrakdiktif dengan spirit dari bulan suci ramadhan sendiri. Terlebih saat sejumlah pihak atau bahkan para pejabat mengumpulkan uang-uang haram dengan mengatasnamakan tunjangan hari raya.
Alasannya sendiri bukan sebatas untuk mengembalikan modal politik saja. Melainkan lebih dari itu adalah sebuah kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama.
Baca Juga: Pukat UGM Minta Dewas Tak Lembek Berikan Sanksi jika Pelanggaran Etik Lili Pintauli Terbukti
"Ini adalah kebiasaan yang buruk. Seharusnya hari raya idul fitri ramadhan mencerminkan kesucian kebersihan, bulan suci. Tetapi kemudian digunakan oleh mereka untuk memupuk kekayaan," tuturnya.
Zaenur menuturkan bukan perkara mudah untuk menghilangkan kebiasaan buruk itu. Perlu adanya pendekatan penindakan seperti yang telah sering dilakukan KPK melalui operasi tangkap tangan (OTT) serta juga pendekatan pendidikan.
Harus ada pendidikan secara masif kepada para penyelenggara negara juga para pelaku usaha untuk menghindari gratifikasi. Baik memberikan maupun menerima segala bentuk materi.
"Dan juga harus ada instrumen-instrumen untuk melakukan pengendalian gratifikasi membuat pengendalian gratifikasi, membuat aturan-aturan larangan gratifikasi ataupun mereka menerima gratifikasi. Harus melaporkannya segera, kemudian akan segera ditentukan apakah gratifikasi itu adalah gratifikasi itu merupakan korupsi atau merupakan pemberian yang wajar," paparnya.
Terbaru ada nama Bupati Bogor Ade Yasin resmi jadi tersangka kasus suap terhadap pejabat BPK Jawa Barat, setelah kena OTT KPK pada Selasa (26/4/2022).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Bupati Bogor Ade Yasin sebagai tersangka atas kasus dugaan tindak pidana korupsi berupa suap pengurusan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2021.
Berita Terkait
-
Bupati Bogor Ade Yasin Ditangkap KPK di Malam Ramadhan, Demi Dapat Predikat WTP
-
Bupati Bogor Ade Yasin Bantah Perintahkan Anak Buah Suap Tim BPK: Saya Dipaksa Bertanggung Jawab
-
Bupati Bogor Ade Yasin: Saya Dipaksa Bertanggung Jawab Terhadap Perbuatan Anak Buah Saya
-
Bupati Bogor Ade Yasin Terciduk di Bulan Ramadhan, Ketua KPK: Harusnya Perbanyak Ibadah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel