SuaraJogja.id - Seorang warganet membagikan utas yang menceritakan penderitaannya ketika harus menjadi seorang generasi sandwich. Wanita ini harus melunasi hutang orang tua senilai puluhan juta hingga ditinggal pergi oleh sang suami karena mengetahui masalah utang piutang yang dilakukan oleh orang tua perempuan ini.
Melalui akun Twitter pribadinya, @moodswimingg bagikan utas yang menceritakan pengelamannya menjadi seorang generasi sandwich. Utas ini dibuat pada (06/05/22) lalu.
"Warning negative vibes. Hutang [Peringatan Hal Negatif. Hutang]," tulisnya di awal utas, dikutip Jumat (13/5/2022).
Melalui utasnya, diketahui bahwa akar masalah yang ia hadapi berawal dari hutang yang dimiliki keluarganya.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich, Agar Dompet Tetap Aman!
Sedari kecil hingga dewasa, ia memang disekolahkan oleh kedua orang tuanya, bahkan hingga dirinya lulus S1 dan sempat melanjutkan S2 nya. Namun hal ini juga dibarengi dengan sebuah permasalahan. Kedua orang tuanya mengusahakan segala hal agar dirinya dapat melanjutkan pendidikan dan juga untuk menghidupi anggota keluarga yang lain dengan cara berhutang.
"Ngeliat anak pertamanya semangat belajar dari kecil lalu menyimpan harapan besar, membuat orang tua aku mengusahakan segala cara biar harapan itu tidak hilang hanya karena 'uang' hingga gali lobang tutup lobang pun jadi candu di keluarga," ungkapnya dalam utas.
Wanita ini mengungkapkan bahwa pada tahun 2005, bapaknya sempat memiliki pabrik konveksi sendiri, namun bangkrut karena uang perusahaan dibawa kabur oleh teman kepercayaan sang bapak. Sejak saat itu, keluarganya memilih untuk berhutang.
Ia sadar bahwa biaya kuliahnya dapat terbayar dengan hutang yang orang tuanya pinjam, namun wanita ini juga berusaha untuk mencari uang sendiri.
"Aku tahu kalau aku dibiayain sampe sarjana dari hutang, tiap kali aku nanya tentang itu jawabannya selalu 'kamu fokus aja belajar yang bener, uang urusan org tua' selama sekolah, suka dapet program beasiswa & bantuan, tapi selalu ada biaya lain yang belum tertutupi & mengharuskan orang tua yang nyari. Selama kuliahpun aku usaha untuk ga minta uang tambahan & nyari sendiri dari jualan freebies, bisa buat bayar kosan dan biaya hidup sehari hari," jelasnya.
Wanita ini kemudian menjelaskan bahwa pada tahun 2017 lalu, ia akhirnya lulus kuliah dan langsung mendapatkan sebuah pekerjaan. Selama satu tahun bekerja, dirinya bisa menabung sekitar 10 juta rupiah. Ia juga membiayai pendidikan adiknya.
Berita Terkait
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Niat Puasa Syawal Digabung Qadha Ramadhan, Boleh Gak Sih? Ini Penjelasan Lengkapnya!
-
Bolehkah Bayar Zakat Fitrah Saat Masih Punya Utang? Begini Kata Buya Yahya
-
Generasi Sandwich, Bertahan di Tengah Himpitan Tanggung Jawab Keluarga
-
Haid di Bulan Ramadan, Wajib Ganti Puasa atau Cukup Bayar Fidyah?
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan