Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 13 Mei 2022 | 14:07 WIB
Hepatitis Akut misterius [Antara]

SuaraJogja.id - Sekolah di Kabupaten Sleman larang siswanya bertukar makanan dan saling pinjam alat tulis kantor (ATK) dan alat dukung pembelajaran lainnya.

Kebijakan untuk sebagai bentuk antisipasi penularan dan penyebaran penyakit hepatitis akut, yang menyerang anak di bawah 16 tahun dan ramai dibicarakan belakangan ini.

Kepsek SD Negeri Sidorejo, Selomartani Kalasan, yakni Ustadiyatun misalnya.

Ustadiyatun mengatakan, anak-anak yang masuk telah diminta untuk membawa bekal sendiri. Mereka juga diimbau agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca Juga: Try Hamdani Bersyukur Bisa Merapat ke PSS Sleman

"Sehingga tidak jajan sembarangan," tuturnya, Jumat (13/5/2022).

Bukan hanya itu, siswa diminta terus menerapkan protokol kesehatan yang berlaku sejak tatap muka digelar di tengah pandemi Covid-19, yang dinilai turut membantu pencegahan penularan hepatitis. Misalnya menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk kelas.

"Anak-anak diminta untuk sementara tidak saling meminjam. Tukar-menukar ATK atau alat pembelajaran. Sementara tidak diizinkan," terangnya.

"[Termasuk tukar-menukar makanan] iya. Kemarin ada siswa yang protes, lalu kami terangkan bahwa tidak apa-apa kan sekarang ada kasus," tegasnya.

Sekolah sejauh ini juga tidak mendata pedagang kaki lima (PKL) yang kerap mangkal di lingkungan sekolah. Karena sejak pandemi hingga hari ini, tidak PKL berjualan di lingkungan sekolah tersebut.

Baca Juga: Todd Rivaldo Ferre Resmi Berseragam PSS Sleman Untuk Liga 1 Musim 2022-2023

Namun demikian, sekolah menyosialisasikan kepada orang tua siswa, agar mendampingi dan memberi perhatian lebih kepada anak mereka, khususnya ketika berurusan dengan jajan di luar rumah.

"Jadi anak-anak tidak asal jajan," tuturnya.

Menurut dia, bila saat ini ada PKL yang menjajakan makanan ringan untuk anak-anak, sudah dapat dipastikan tidak laku.

Pasalnya, siswa setempat sudah diminta membawa bekal makanan dari rumah. Opsi lainnya, di jam-jam tertentu orang tua datang ke sekolah, mengantarkan makanan bagi anak mereka masing-masing.

"Kami telah memberikan pengertian pula kepada orang tua, bila ada anaknya yang kurang fit, kami sarankan istirahat di rumah. Kalau tidak ada perkembangan yang baik, kami sarankan periksa ke Puskesmas," ucapnya.

Sementara itu, tak jauh berbeda dengan Kepala SMP Negeri 3 Mlati Nurhadiyati.

Nur menegaskan, ketika menjalankan tatap muka terlebih mulai muncul kasus hepatitis akut menyerang anak-anak, sekolah terus meningkatkan penerapan prokes yang diutamakan.

"Datang langsung cuci tangan di tempat disediakan, pakai masker, jaga jarak, tidak boleh sama sekali membuka masker," ungkap dia.

Siswa di sekolahnya juga diminta untuk membawa bekal dari rumah, karena kantin di sekolah masih tutup.

"Sebetulnya sejak dulu anak-anak tidak ada yang jajan di luar, karena makanan sudah dicukupi dengan kantin yang ada. Dan saat ini kantin belum kami buka kembali," ujarnya.

Kendati sudah membawa bekal masing-masing, guru di kelas tetap mengingatkan anak-anak untuk tidak bertukar bekal makanan yang dibawa.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, di Kabupaten Sleman hingga kini belum ditemukan kasus hepatitis akut seperti yang muncul di sejumlah daerah.

Pihaknya mengaktifkan tim gerak cepat dalam mengantisipasi penularan dan penyebaran penyakit tersebut.

Tim gerak cepat bertugas melakukan surveilans dan respon cepat, jika ada laporan dari Puskesmas ataupun dari masyarakat tentang adanya indikasi penyakit hepatitis akut berat ini.

"Kami meminta masyarakat tidak panik. Ini bisa kita tanggulangi, asal kita jaga perilaku hidup sehat," ungkap Cahya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sleman Khamidah Yuliati meminta, orang tua tetap waspada ketika ada anak usia di bawah 16 tahun memiliki gejala tertentu menyerupai hepatitis akut.

"Segera dibawa ke Faskes dan jangan terlambat, agar segera mendapatkan penanganan lebih dini," terangnya.

Selain Puskesmas, kader Posyandu juga telah digerakkan untuk menyosialisasikan gerakan hidup sehat dan membantu agar masyarakat tidak panik dan tetap waspada.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More