SuaraJogja.id - "Kekuatan, serta penghiburan, diberikan Tuhan kepada ku."
Kalimat itu selalu diulang Odekta Elvina Naibaho untuk memastikan diri tetap sadar dan sabar saat berupaya menyelesaikan lari marathon sepanjang 42,195 kilometer.
"Tuhan berikan kekuatan sama saya," suara Odekta sedikit bergetar, kata demi kata seakan tertahan ketika tak kuasa air mata meleleh di pipi mengetahui dirinya berhasil finis di urutan terdepan di nomor lari marathon SEA Games mengungguli enam pelari lainnya dari empat negara berbeda di kawasan Asia Tenggara.
Dikutip dari Antara, selama berlari di seputar Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, dengan kondisi cuaca yang sejuk sekitar 21-23 derajat celcius tetapi lembab, Odekta terbayang-bayang pada kejadian tiga tahun silam ketika dia tidak dapat melihat garis finis.
Kala itu, pada SEA Games Filipina, Odekta yang memimpin perlombaan sejak awal terjatuh sekitar 600 meter jelang finis dan tak bisa melanjutkan perlombaan.
Kejadian pahit itu masih terekam jelas di ingatan Odekta. Hal itu juga yang menjadi pengingat pelari kelahiran Desa Soban, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, itu untuk tidak terhasut hawa nafsu sendiri dalam menyelesaikan marathon.
Tetap sabar, menjadi kunci selama perlombaan. Menurunkan ego, menahan emosi, dia akhirnya lebih memilih mengikuti irama lari para pesaingnya ketimbang mencetak catatan waktu yang lebih baik demi dapat melihat garis finis.
"Puji Tuhan. Tuhan mengizinkan hari ini bisa menginjakkan kaki di finis, doa saya dari kemarin saya ingin menebus dosa saya yang sebelumnya," ujar Odekta.
Memperbaiki kesalahan
Baca Juga: SEA Games 2021: Emas Pertama Atletik Datang dari Atlet Tolak Peluru Eki Febri
Strategi menjadi kunci. Marathon bukan soal siapa yang menjadi yang tercepat. Hal itu disadari betul oleh Odekta setelah kejadian SEA Games ke-30.
Perempuan kelahiran 5 November 1991 itu akhirnya finis di urutan pertama dengan catatan waktu 2 jam 55 menit 27 detik, sekaligus membawa pulang emas SEA Games ke-31. Berada di depan pelari Filipina Christine Halllasgo dan wakil tuan rumah Ngoc Hoa Hoang Thi yang masing-masing harus puas dengan perak dan perunggu.
Meski begitu, catatan waktu yang dia torehkan tidak lebih baik dari yang dia bukukan pada PON Papua 2021, yaitu 2 jam 48 menit 46 detik.
Odekta menggugurkan tekadnya untuk memperbaiki catatan waktu. Sebab, menurutnya SEA Games bukan lagi soal dirinya, melainkan soal nama Indonesia -- bendera yang dikibarkan dan lagu kebangsaan yang dikumandangkan di negara lain.
"Saya ingin memperbaiki kesalahan yang sebelumnya, pernah ada trauma bisa enggak ya, karena masih ada di otak ini event yang sama akan kah terulang," kata Odekta yang masih merasa tidak percaya diri sebelum berlomba.
Sepanjang hari sebelum berlomba, Odekta mencoba memvisualisasikan bagaimana dia berlari, mengingat kembali tujuan dan keinginannya berada di ibu kota negara bekas jajahan Prancis itu.
Berita Terkait
-
Timnas MLBB Indonesia Lolos ke Babak Grand Final SEA Games 31 Vietnam 2021
-
Top 5 Sport: Hajar Malaysia di Final, Timnas Sepak Takraw Indonesia Sabet Emas SEA Games 2021
-
Emas Pertama Cabor Judo Didapat Iksan Apriyadi dalam SEA Games Vietnam 2021
-
Jadwal Perebutan Medali Perunggu SEA Games 2021 Indonesia vs Malaysia
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Siapa Finn Dicke? Gelandang Keturunan Indonesia Incaran PSSI Latihan Bersama Rafael Struick
- 12 Kode Redeem FF Hari Ini 6 Juli 2025, Emote dan Skin Senjata Spesial Event Faded Wheel
- Update Harga Honda Vario Juli 2025, Mending Beli Baru atau Motor Bekas?
- Tristan Gooijer: Aku Siap Jalani Proses!
Pilihan
-
Daftar Harga Tiket Konser My Chemical Romance Jakarta, Presale Mulai 9 Juli
-
5 Rekomendasi HP NFC Murah Terbaru Juli 2025: Dompet Aman, Transaksi Lancar!
-
7 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Harga di Bawah Rp 3 Juta Terbaik Juli 2025, Pasti Terang!
-
Musim Berburu Siswa Baru: Apa Kabar Sekolah Negeri?
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
Terkini
-
BRI Perkuat Peran dalam Green Economy Lewat Green Financing Hingga Capai Rp89,9 Triliun
-
Eksekusi Paksa Satu Rumah di Lempuyangan: Penghuni Layangkan Gugatan, LBH Siap Lawan PT KAI
-
Dari TKI Ilegal ke Kurir Sabu Tisu Basah, Tato Artis Jadi Pintu Masuk Sindikat Internasional
-
Sabu Cair dalam Tisu Basah: Jaringan Narkoba Internasional Gemparkan Yogyakarta!
-
Tisu Basah Berisi Sabu, Polda DIY Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Negara di Bandara YIA