SuaraJogja.id - Tren Hipertensi Sudah Bergeser ke Kelompok Muda, Dinkes Sleman Ingatkan Hal Ini
Kasus hipertensi yang dialami masyarakat harus terus diwaspadai. Tak ayal, penyakit yang kerap disebut silent killer ini biasa menyerang warga lanjut usia. Namun beberapa kasus banyak juga ditemukan di kelompok usia muda.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Isa Dharmawidjaja.
"Saat ini tren hipertensi juga sudah bergeser di usia produktif yakni 30-40 tahun. Ini yang perlu dicermati. Beberapa kasus ditemukan di usia yang lebih muda," ucapnya dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (25/5/2022).
Isa menyebut bahwa hipertensi ini dapat mengancam warga Sleman yang tercatat banyak dari kalangan muda yang produktif.
"Hal ini tentu menjadi ancaman bagi Sleman mengingat posisi terbesar penduduk di Kabupaten Sleman adalah usia produktif," sambungnya.
Kendati demikian, Isa menyebut sudah ada berbagai strategi pengendalian yang sudah dilakukan oleh Pemkab Sleman. Mulai dari kampanye Germas yang ditetapkan melalui instruksi Bupati Sleman nomor 35 tahun 2021, serta pembangunan jogging track yang dibangun secara bertahap di seluruh kapanewon.
Selain itu ada pula pelayanan dan pengobatan hipertensi yang memadai dan mudah terjangkau oleh warga di seluruh puskesmas di Sleman. Pemkab Sleman juga bekerja sama dengan 28 rumah sakit umum dan khusus yang tersebar di Kabupaten Sleman melalui mekanisme BPJS Kesehatan.
Kesadaran masyarakat yang dinilai masih rendah untuk mengendalikan hipertensi terutama di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak menyadari kondisi yang dialaminya karena tidak adanya gejala peringatan.
Baca Juga: Program MATA HATI Dinkes Sleman Diapresiasi Kemenkes RI, UNFPA hingga Kedubes Kanada
Dalam seminar Hari Hipertensi Sedunia itu. Dinkes menghadirkan dua narasumber profesional terkait dengan penanganan dan pengelolaan hipertensi. Seminar itu juga menghadirkan berbagai kalangan mulai dari siswa SMP hingga perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sleman.
Isa menuturkan peringatan hari hipertensi sedunia yang ditetapkan WHO itu bukan tanpa alasan. Pasalnya sudah lebih dari satu dekade hipertensi selalu mewarnai kunjungan rumah sakit.
"Hipertensi berkontrubisi besar dalam menyebabkan kompilkasi penyakit tidak menular seperti jantung koroner dan stroke," kata Isa.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari WHO sebanyak 41 juta jiwa meninggal setiap tahun akibat penyakit tidak menular tersebut. Di Indonesia penyakit tidak menular bahkan masuk 5 besar penyebab kematian.
Mengacu pada data Kemenkes di tahun 2020 BPJS kesehatan menghabiskan Rp17,05 triliun untuk membiayai penyakit tidak menular. Selain beban pembiayaan tinggi, komplikasi akibat hipertensi yang tidak terkendali juga mengakibatkan turunnya produktivitas penderita.
"Untuk Kabupaten Sleman hingga tahun 2021 hipertensi menjadi data kunjungan paling banyak dalam 10 besar kunjungan masyarakat di fasyankes," ujarnya.
Berita Terkait
-
Kafein bisa Menimbulkan Efek Hipertensi pada Orang yang Jarang Minum Kopi
-
Penting! Cegah Komplikasi, Pasien Hipertensi Wajib Minum Obat Secara Disiplin
-
Wajib Hati-hati, Risiko Hipertensi Meningkat Seiring Bertambahnya Usia
-
Mungkinkah Orang Muda Mengindap Hipertensi? Ini Faktanya
-
Seminar Hari Tuberkulosis Sedunia, Dinkes Sleman Komitmen Wujudkan Eliminasi TB di 2030
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
Terkini
-
WASPADA! Jangan Salah Klik, Ini 3 Link DANA Kaget Resmi Saldo Rp169 Ribu yang Aman
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati