SuaraJogja.id - Pemerintah masih terus menuntaskan program vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat mulai dari dosis pertama, kedua hingga ketiga atau booster. Lantas dengan kondisi pandemi Covid-19 yang mulai melandai apakah diperlukan vaksin dosis keempat?
Pakar Epidemiologi UGM, Riris Andono Ahmad menjelaskan sebenarnya pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat bisa saja dilakukan. Bahkan menurutnya hal itu memang ideal untuk dilakukan.
Ia menyebut, dari segi rentang waktunya pemberian dosis keempat dapat diberikan setelah 6 bulan dari vaksin terakhir atau dosis ketiga. Hal itu guna menambah kekebalan imun yang sudah menurun.
"Idealnya iya [vaksin Covid-19 dosis keempat] karena itu tadi bahwa kekebalan sistem antibodi sudah turun kemungkinan kekebalan juga turun juga," kata Riris, Kamis (26/5/2022).
Baca Juga: Semakin Banyak Pelonggaran, Epidemiolog UGM Ingatkan Soal Potensi Mutasi Virus Covid-19
Terkait apakah harus diberikan dosis vaksin berbeda atau ditingkatkan, kata Riris, secara studi sejauh ini memang booster dianjurkan menggunakan jenis vaksin berbeda. Sebab, nantinya itu akan memantik imunitas yang lebih tinggi.
Dan jika memang nantinya terwujud, ia mengimbau ada peningkatan dosis dibanding dengan sebelumnya. Serta melihat lebih jauh efikasi vaksin tersebut terhadap virus itu sendiri.
"Sebenarnya isunya adalah apakah vaksin berikutnya itu punya kemampuan untuk menciptakan kekebalan yang mampu adanya profil dengan virus yang beredar pada saat itu," terangnya.
"Jadi misalnya kalau sekarang itu omicron itu bisa menembus vaksin yang sekarang dan kemudian anak turunnya bisa menembus lebih besar lagi, kalau kita menggunakan vaksin yang sama kan ya sama saja," imbuhnya.
Terlebih dengan masih ada potensi mutasi virus Covid-19 di masa mendatang. Mengingat belum lama juga muncul gelombang besar penularan Covid-19 di Tiongkok dan Korea Utara.
Baca Juga: Suspect Hepatitis Akut Meningkat, Epidemiolog UGM Minta Pengawasan Jalur Masuk Diperketat
Mutasi virus itu yang kemudian berpotensi untuk memunculkan sebaran lagi di masa mendatang. Walaupun memang, kata Riris, mutasi virus sendiri dalam hal ini merupakan proses yang wajar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Wanita Bikin Panik Tiba-tiba Pendarahan Saat Antre Bantuan Pemerintah, Dikira Lagi Hamil Besar, Ternyata...
-
Epidemiolog Sebut Booster Bisa Cegah Long Covid dan Lindungi Kelompok Rentan yang Belum Divaksin
-
Peneliti Israel: Perlindungan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Hanya Beri Perlindungan Jangka Pendek
-
Jerman Rekomendasikan Vaksin COVID-19 Dosis Keempat untuk Lansia, Indonesia Kapan?
-
Kata Menkes Budi Terkait Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Indonesia Siap?
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
Bikin Tidur Tak Nyenyak, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Suram
-
Rotasi Besar-besaran di Kemenkeu Libatkan Petinggi TNI Hingga Orang Istana, Sri Mulyani Bungkam
-
APBN Berbalik Arah Usai Berdarah-darah Selama 3 Bulan, Kini Surplus Rp 4,3 Triliun
-
5 HP POCO Murah Terbaik 2025: Spek Dewa, Kualitas Kamera Jangan Tanya
-
Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram
Terkini
-
Jelang ASPD SD, JCW Pantau Ketat: Yogyakarta Jangan Sampai Tercoreng Lagi
-
Klaim Disini! Saldo DANA Kaget Diburu Anak Muda, Jadi Tren Digital Baru di Kalangan Gen Z
-
Sambut Hari Kebangkitan Nasional, BRI Wujudkan 7 Poin Ekonomi Kerakyatan
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat