SuaraJogja.id - Volume sampah di Kota Yogyakarta setiap harinya bisa mencapai 370 ton. Namun, sampah yang dibuang ke TPST Piyungan, Bantul sekitar 260 ton.
Selisih 110 ton sampah sudah bisa dikurangi berkat adanya bank sampah dan pemulung. Kendati begitu, angka tersebut masih setara dua persen dari sampah yang dapat diserap.
Agar bisa terus mengurangi jumlah volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan maka Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan menambah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) seperti yang ada di Nitikan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, penambahan dilakukan karena berkaca pads TPST Nitikan yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja bisa mengurangi volume sampah sekitar 20 ton/hari.
"Jumlah itu cukup besar dalam hal pengurangan sampah. Maka kami akan replikasi ini (TPST Nitikan) di banyak tempat, jadi nanti bisa mengurangi sampah yang dibuang ke TPST Piyungan," ujarnya, Kamis (2/6/2022).
Menurut dia, rencana penambahan TPST akan dilakukan di wilayah Nitikan juga. Untuk TPST Nitikan 2 akan menempati di selatan TPST Nitikan dengan luas sekitar 3.000 meter persegi. Diharapkan penambahan TPST Nitikan 2 bisa dilakukan tahun 2023.
“Untuk TPST Nitikan 2 kami akan melihat perkembangan mudah-mudahan tahun mendatang,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjutnya, keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta maka jajarannya berencana mengelola TPST di luar wilayah kota yang memungkinkan yaitu di Kabupaten Bantul. Rencana TPST di luar kota akan memiliki luas dan kapasitas lebih besar daripada TPST Nitikan.
"Proses penjajakan dengan Bantul sedang berlangsung. Proses ini sedang kami pelajari sehingga harapannya tumpuannya tidak hanya di TPST Piyungan. Jadi sebelum ke TPST Piyungan ada alternatif pengolahan lain yang bisa kita lakukan,” ujarnya.
Baca Juga: OTT Mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, KPK Amankan Barang Bukti Ini
Tak hanya dengan Bantul, Pemkot Yogyakarta juga menjajaki kerja sama dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah untuk menjadi TPA Darurat. Dikatakan, TPA Darurat itu sebagai antisipasi jika TPA Piyungan tutup. Meskipun diakuinya dengan TPA Darurat di Klaten itu memiliki konsekuensi jarak tempuh dan waktu lebih panjang.
Berita Terkait
-
3 Tempat Paling Direkomendasikan untuk Berburu Takjil di Yogyakarta
-
Cerita Presdir Indocement Gandeng Ahli dari Jerman untuk Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
-
Indocement Daur Ulang Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
-
'Berbagi Bahagia 1.730 Paket Sembako' di Yogyakarta, Aksi Nyata BRI Peduli Masyarakat
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan
-
Pelaku Pembakaran Gerbong di Stasiun Yogyakarta Jadi Tersangka, KAI Alami Kerugian Rp 6,9 Miliar
-
Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Bantul Capai Target Nasional
-
Pertama di Indonesia, Wamenkop Resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman
-
Ekonom UGM Soroti Isu Sri Mulyani Mundur, IHSG Bakal Memerah dan Sentimen Pasar Negatif