Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 14 Juni 2022 | 17:15 WIB
Kepala Puskesmas Seyegan, Ratih Susila memberi keterangan kepada wartawan di Puskesmas Seyegan, Kabupaten Sleman, Selasa (14/6/2022). [Muhammad Ilham Baktora/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Kasus stunting di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman dilaporkan turun. Hal itu diakui Kepala Puskesmas Seyegan, Ratih Susila ditemui wartawan di Seyegan, Selasa (14/6/2022).

Menurutnya ada penurunan yang signifikan terhadap kasus stunting dari tahun 2020 ke 2021 sebanyak 3 persen.

Ratih menjelaskan dari lima kalurahan di Kapanewon Seyegan, Kalurahan Margoagung menjadi skala prioritas untuk penanganan kasus tersebut.

"Jadi dari lima kalurahan di Seyegan ada 1 kalurahan menjadi lokus penanganan stunting. Sudah berjalan 2 tahun dan banyak bimbingan teknis [bimtek] yang kita lakukan," kata Ratih.

Baca Juga: Kesehatan Anak Jadi Prioritas, Puskesmas Seyegan Ramah Anak Luncurkan Program Selasa Ceria

Di Kapanewon Seyegan sendiri tercatat kasus stunting sebesar 11 persen dari total anak yang ada di Seyegan pada 2020 lalu.

"Tahun 2021 lalu turun jadi 8 persen, ada sedikit penurunan dan ini kami pertahankan. Ke depan kita tekan lagi angkanya," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa bimtek dilakukan dengan mendatangi kantor kalurahan dan menyasar pada lurah pamong, jajaran petugas kelurahan termasuk kader puskesmas yang ada di setiap dusun.

"Kita berikan kiat atau cara penanganan stunting. Baik dari pemberian makanan, kemudian pola asuhnya kemudian kita kerjasama dengan Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan (BP4)," ujar dia.

Bersama BP4, Puskesmas memberikan langkah konkret untuk mencegah stunting anak-anak dengan memberikan makanan tambahan. Termasuk obat cacing.

Tak hanya itu, pengecekan Hemoglobin (Hb) atau sel darah merah juga dilakukan oleh puskesmas berkerjasama dengan UGM kepada siswi perempuan. Menurut Ratih, mengecek Hb cukup penting, apakah kadar sel darah merah cukup atau justru rendah.

"Karena remaja putri ini, besok calon menikah dan calon ibu. Berawal dari remaja putri ini yang mengalami anemia, berpotensi melahirkan anak bayi yang stunting. Kita beri tablet tambah darah," ujar dia.

Calon pengantin di wilayah Seyegan juga diberikan edukasi terhadap kesiapan sebelum melahirkan dan memiliki anak. Mulai dari edukasi kebutuhan gizi dan psikologi.

Ratih juga menyoroti bahwa terjadinya kasus stunting di wilayahnya, disebabkan salah satunya kebersihan air di rumah warga. Dalam sampel yang dilakukan puskesmas masih ditemukan bakteri E Coli.

"Ternyata betul, jadi balita yang gizinya buruk dan stunting, setelah dites kandungan [air] E Coli-nya tinggi," ujar dia.

Setelah ditelusuri, memang kondisi rumah warga ini dekat dengan kandang sapi dan kambing. Sehingga cukup rawan tercampurnya dengan bakteri.

"Kita berupaya agar lingkungan warga ini lebih bersih, mungkin jika ada program bedah rumah. Yang jelas kita koordinasikan dengan pihak pemerintah untuk perbaikan sanitasinya," kata dia.

Load More