SuaraJogja.id - Borobudur Student Festival (BSF) yang merupakan puncak aktualisasi perayaan karya pembelajaran kontekstual siswa mandiri melalui program Presisi sejak tahun 2021 kemarin akan segera diselenggarakan di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Senin (27/6/2022) hingga Sabtu (2/7/2022) mendatang.
BSF sendiri melibatkan 101 sekolah dan 10 provinsi di Indonesia yang telah mengimplementasikan Program Presisi.
"BSF dimaksudkan sebagai upaya menghidupi Tri Sentra Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat," kata Direktur BSF 2022 Dina Triastuti, Jumat (24/6/2022).
BSF sendiri diselenggarakan oleh Perkumpulan Pergerakan Pendidikan Nusantara (Perdikan). Serta didukung oleh Direktorat PPK Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Program Presisi.
Disampaikan Dina, kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi titik pijak pembelajaran kontekstual berbasiskan projek ini. Siswa diberi ruang luas untuk mencari dan menemukan serta mengemukakan sesuatu di lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proses yang berlangsung kurang lebih setahun tersebut adalah untuk memberikan ruang kepada siswa dan guru agar dapat menyampaikan pengalaman atas proses praktik pembelajaran kontekstual melalui karyanya.
"Kemudian menyebarluaskan gagasan praktik baik pendidikan kontekstual berbasis proyek dalam mengembangkan karakter siswa mandiri dengan pendekatan seni budaya," ucapnya.
Dengan tidak lupa juga menjadi ruang belajar bersama untuk penguatan ekosistem pendidikan berbasis keluarga, sekolah, dan masyarakat. Terkhusus dalam pemajuan kebudayaan melalui pendidikan di Indonesia.
Nantinya acara BSF akan meliputi berbagai kegiatan mulai dari simposium, pameran, semiloka dan talkshow. Tercatat ada sebanyak 1.685 ide karya selama Program Presisi, berasal dari 101 sekolah di 10 provinsi di Indonesia.
Dari 27 Juni hingga 2 Juli 2022 mendatang karya-karya tersebut ditampulkan dalam rangkaian festival di BSF. Ribuan karya itu akan terbagi ke dalam beberapa sesi yakni ekologi, humaniora, sosial budaya, sandang, pangan, dan papan lokal.
BSF sendiri memiliki arti strategis dalam kerangka 'Merdeka Belajar' yang sudah dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim sejak beberapa waktu lalu. Dengan melihat bahwa festival ini sebagai bukti bahwa Program Presisi dapat digerakkan di lapangan serta diukur pelaksanaannya.
"Diukur tidak dalam parameter kuantitatif, melainkan kualitatif, yakni bagaimana setiap mereka yang berproses merefleksikan apa yang sudah mereka temukan dan kerjakan dari setiap pengalaman belajarnya," tuturnya.
Acara BSF nantinya akan berlangsung secara terbuka untuk umum dan gratis.
Berita Terkait
-
Lakukan 3 Hal Ini agar Keputusanmu untuk Gap Year Tidak Sia-sia
-
Wisuda Siswa Disabilitas
-
Puluhan Sekolah di Bantul Kekurangan Siswa, Disdikpora Rencanakan Regrouping
-
Kabar Baik! Seni Tradisional Reak Sunda Tampil di Festival Musik Roskilde Denmark
-
Peserta dan Masyarakat Kesulitan Mengakses Lokasi Lagawi Festival 2022 di Pulau Tegal Mas
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta