SuaraJogja.id - Lebih kurang 40 anak muda menggelar bersih-bersih Kali Code, Kota Jogja, Minggu (26/6/2022). Para pemuda yang tergabung dalam Child Campaigner Yogyakarta Save the Children Indonesia ini mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian sungai dari sampah.
Aksi ini juga bertujuan menekan risiko dari dampak buruk bencana Siklon Tropis Cempaka yang pernah melanda wilayah DIY pada 2017 di Pleret hingga Imogiri, Kabupaten Bantul.
Anggota Child Campaigner Yogyakarta, Kahfi menerangkan bahwa sampah yang masih kerap ditemui di aliran Sungai Code ini jelas memperburuk kondisi iklim. Bahkan hal itu akan dirasakan generasi penerus jika tidak ada kesadaran dari masyarakat mulai sejak dini.
"Penumpukan sampah dan limbah rumah tangga bahkan limbah industri di sungai itu, akan memperburuk kondisi iklim yang dampaknya dapat dirasakan kepada anak. Beberapa dampak yang dirasakan yakni, gatal-gatal akibat penurunan kualitas air, pencemaran udara, berkurangnya ruang bermain anak hingga ancaman luapan air sungai," kata Kahfi melalui keterangan tertulis, Minggu.
Kahfi berharap, aksi kecil ini setidaknya mengingatkan semua lapisan masyarakat pentingnya menjaga sungai dari sampah. Terutama mengingatkan bahwa sungai bukan tempat sampah.
"Hasil akhir dari kegiatan ini anak-anak dapat lebih tahu dan paham tentang krisis iklim terutama tindakan preventif yang dapat dilakukan sesuai kapasitas anak," ujar laki-laki 17 tahun itu.
Untuk diketahui berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dihimpun Save The Children, siklon tropis pada 2017 lalu terjadi dua kali. Waktu kejadian yang sangat berdekatan itu, menimbulkan dampak hujan lebat yang menyebabkan banjir serta longsor.
Adanya potensi bencana yang terjadi, Save The Children merangkum hasil studi secara global bertajuk Born into the Climate Crisis, bahwa di dunia nanti, anak-anak kelahiran tahun 2020 akan menghadapi 30 persen banjir sungai.
Sementara hitungan di Indonesia anak-anak akan menghadapi 3,3 kali lebih banyak ancman banjir dari luapan air sungai. Tak hanya itu, mereka juga akan merasakan gelombang panas 7 kali lebih panas dibanding yang dialami kakek nenek mereka.
Baca Juga: Penataan Pedagang di Kali Code Belum Jelas, Warga Minta Dilibatkan Pembangunan
"Hasil studi kami dan sejarah dampak siklon tropis di Indonesia jelas memperlihatkan bahwa anak-anak akan menanggung beban yang tidak proporsional karena mereka tumbuh dalam situasai yang mengancam," kata Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media, Save The Children, Troy Pantouw.
Cara yang bisa dilakukan saat ini, kata Troy paling minim mengajak anak dan keluarga lebih siap beradaptasi dengan perubahan iklim yang bisa terjadi.
"Maka penting untuk melakukan aksi adaptasi dan pengurangan risiko bersama degnan anak-anak untuk meningkatkan kemampuan anak serta keluarganya dalam beradaptasi," ujar dia.
Berita Terkait
-
Ditinggal Dua Tahun, Kamar Kos Cewek ini Jadi Sarang Laba-laba
-
Jangan Asal Pilih, Ini Trik Memilih Alat Kebersihan Yang Awet dan Berkualitas
-
Minta Indonesia Waspada Ancaman Krisis Pangan, Jokowi: 23 Negara Sudah Setop Ekspor
-
Harga Minyak Goreng Mahal Jelang Lebaran, Pembuat Makanan Ringan di Kali Code Terpaksa Perkecil Porsi
-
Jogja Diguyur Hujan Deras, Kali Code Banjir
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Sahabat Disabilitas Dorong Kemandirian Difabel di Sektor UMKM
-
PORTA by Ambarrukmo Sajikan Kehangatan Natal dan Tahun Baru Bertemakan "Starry Christmas"
-
Pakar UGM: Prioritaskan Kebutuhan Dasar dan Dukungan Psikososial Penyintas Banjir Sumatera
-
Natal dan Tahun Baru di Ambang Ketidakpastian: Sopir Bajaj Yogyakarta Terjepit Aturan Abu-Abu
-
Wali Kota Yogyakarta Wanti-Wanti Soal Korupsi: Sistem Canggih Tak Ada Gunanya