SuaraJogja.id - Pemerintah sejak beberapa bulan terakhir sudah melonggarkan mobilitas masyarakat pasca melandainya kasus COVID-19 di Indonesi. Bahkan rapid tes swab antigen maupun PCR tidak lagi menjadi syarat perjalanan transportasi publik.
Akibatnya distributor alat kesehatan (alkes) di DIY pun merugi hingga 50 persen lebih. Padahal di DIY ada lebih dari 70 distributor alkes yang mengambil reagen antigen dari produsen dari pusat.
"Penurunan rapid test secara persentase memang cukup besar sekitar 50 persen. Kalau dulu dalam satu minggu bisa menjual satu box reagen, maka saat ini sebulan masih anteng-anteng aja [tidak terjual]," papar Ketua Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) DIY, Henry Indra Kristanto di Yogyakarta, Rabu (29/06/2022).
Meski mengalami kerugian, stok reagen untuk rapid tes antigen maupun PCR tetap disediakan. Sebab pandemi COVID-19 masih belum berakhir saat ini. Apalagi munculnya varian baru Omicron BA 4 dan BA 5 membuat kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk di DIY kembali meningkat.
Distributor dan produsen tidak akan mengurangi stok meski pesanan tidak sebanyak tahun lalu. Dengan demikian jika sewaktu-waktu dibutuhkan maka bisa langsung dipesan tanpa harus menunggu dari pemerintah pusat.
"Distributor tetap menyediakan kebutuhan bila sewaktu-waktu dibutuhkan," ujarnya.
Henry menambahkan, pemesanan reagen rapid tes antigen dan PCR lebih banyak dilakukan rumah sakit, puskemas dan klinik saat ini memang mengalami penurunan yang signifikan. Namun beberapa bulan terakhir permintaan justru bertambah banyak dari perguruan tinggi dan lembaga pendidikan.
Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mulai diberlakukan membuat perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya berlomba-lomba membeli rapid tes antigen dan PCR. Mereka ingin memastikan setiap mahasiswa dan karyawan sehat dan tidak terpapar COVID-19.
"Sudah ada beberapa perguruan tinggi yang sudah memesan, kebanyakan dari dari fakultas-fakultas yang pesan," ujarnya.
Baca Juga: Status PPKM di DIY Turun Level, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bantul Meningkat hingga 40 Persen
Sementara Sekretaris Jenderal Gakeslab Indonesia, Randy H Teguh mengungkapkan sejumlah kebijakan Kementerian Kesehatan (kemenkes) diperkirakan dapat berdampak kontraproduktif terhadap kemandirian alat kesehatan di Indonesia. Bila terus dipertahankan, maka dikhawatirkan kebijakan-kebijakan tersebut akan menyebabkan rendahnya realisasi pengadaan alat kesehatan buatan Indonesia.
"Padahal Presiden selalu menyerukan afirmasi untuk membeli produk dalam negeri, termasuk alat kesehatan," ujarnya.
Randy mencontohkan, persyaratan standar mutu alat kesehatan dari Kemenkes belum jelas. Direktorat Jenderal Falmakes menyatakan standar mutu alat kesehatan adalah Nomor Izin Edar.
Namun ternyata ada standar-standar tambahan yang diminta Rumah Sakit sebagai pengguna alkes pada saat pengadaan alkes. Karenanya Ditjen Falmakes diharapkan mengkoordinasi dan memvalidasi standar-standar tersebut karena standar mutu alkes memang seharusnya diterbitkan melalui suatu telaah ilmiah yang ketat dengan melibatkan lembaga-lembaga yang kompeten.
"Jadi bukan hanya atas dasar permintaan satu atau dua pihak," tandasnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Komisi IX DPR Desak Pemerintah Penuhi Ketersediaan Reagen Sebagai Alat Tes Covid-19 di Gorontalo
-
Kasus Omicron Makin Menggila, DIY Alami Kelangkaan Reagen SGTF
-
DNR Siapkan Reagen Genefinder yang Mampu Deteksi Varian Omicron
-
Koalisi Sipil Duga PCR Jadi Syarat Terbang Demi Habiskan Stok Reagen Sebelum Kedaluarsa
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
Aksi Nekat di Sleman Berujung Apes, Pencuri Kepergok, Barang Curian Ditinggal
-
Anies Kritik Gaya Kepemimpinan Teknokrasi: Selamatkan Lingkungan Butuh Sentuhan Emosi
-
Hingga Akhir Kuartal II, Vanguard Jadi Pemegang Saham Asing Terbesar Milik BBRI
-
Terjadi Ketimpangan Fasilitas Desa dan Kota soal PET Scan, Nyawa Pasien Kanker di Ujung Tanduk
-
Polda DIY Grebek Peredaran Miras Ilegal: 1.672 Botol Diamankan, Apa Selanjutnya?