SuaraJogja.id - Santi Warastuti tak tinggal diam, melihat isi surat yang dua tahun lalu ia tujukan kepada MK tak kunjung dapat kejelasan dan kepastian.
Kini, langkah perjuangan semakin banyak disorot setelah kehadirannya di CFD ditangkap dan disebarluaskan oleh seniman Andien Aisyah Haryadi lewat media sosialnya. Buntutnya, ia banyak dihubungi media massa dan mendapat kesempatan menyuarakan harapannya ganja bisa dilegalkan untuk keperluan medis. Baik di media maupun sejumlah lembaga pemerintahan.
Bahkan, ia telah ditemui oleh pihak perwakilan Kemenkes dan siang ini mengikuti rapat dengar pendapat dengan DPR.
Padahal, awalnya ia hanya ingin hadir ke CFD lalu pulang. Apalagi ia tak membawa bekal apa-apa, hanya sandal gunung dan kaus.
"Saya tidak berencana akan segini lama dan efeknya ternyata sampai sebesar ini, saya tidak menyangka. Agak syok juga, capek ya iya, tapi kan harus saya jalani, karena kalau enggak sekarang, kapan lagi," kata dia saat dihubungi Suarajogja.id, Kamis (30/6/2022).
Ia merasa bahwa ini adalah kesempatan untuknya dan kesempatan ini akan ia gunakan sebaik-baiknya.
Setidaknya, mungkin ini bukan hanya memberikan manfaat bagi dirinya. Melainkan juga temannya yang lain.
Warga Berbah, Sleman ini mengaku kedatangannya ke Jakarta juga mendapat dukungan penuh dari suaminya. Ia bersyukur, dukungan dari orang terdekat itu sudah lebih dari cukup baginya.
Demikian juga teman komunitas sesama orang tua anak dengan cerebral palsy yang mendukung.
Baca Juga: Menkes: Regulasi Ganja Medis Sebentar Lagi Keluar!
"Rata-rata support memberikan semangat, jadi ya lebih dari cukup untuk mengisi energi saya," tuturnya.
Setidaknya Kalau Tuhan Bertanya, Saya Bisa Menjawab
Santi tidak sedang main-main saat meminta pelegalan ganja sebagai kebutuhan terapi medis. Sebelumnya ia sudah mondar-mandir ke rumah sakit.
Di Jogja, ia membawa Pika berobat ke RSUP dr.Sardjito. Namun karena jarak yang jauh dari rumah, maka pengobatan Pika bergeser ke RSI PDHIY, Kalasan.
"Karena kami cari terdekat dari rumah untuk konsultasi bulanan, terapi, kontrol. Kalau ngedrop di Sardjito," terangnya.
"Dulu sempat di RSCC tapi dokternya pindah ke RS JIH. [Berobat] di RSCC enggak bisa pakai BPJS Kesehatan. Jadi saya sesekali saja ke RS JIH untuk bertemu dokternya," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik