SuaraJogja.id - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly menyebutkan potensi kekayaan intelektual di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
"Kalau kita lihat populasi Yogyakarta dengan daerah-daerah lain banyak hak cipta maupun hak merek, secara proporsional DIY ini tinggi dibandingkan daerah lain," ujar Yasonna seusai acara "Roving Seminar Kekayaan Intelektual oleh Menteri Hukum dan HAM RI" di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Yasonna, keragaman budaya dan sumber daya alam di DIY dapat memunculkan banyak produk unggulan dan potensial untuk mendapat tempat di pasar internasional.
"Karena di sini banyak kreator, inventor, musisi, budaya tradisional, penulis buku-buku, dan ciptaan lainnya," kata dia.
Selain itu, menurut Yasonna, salah satu rezim kekayaan intelektual komunal yang perlu didorong agar mampu bersaing di pasar global adalah produk yang berbasis pada potensi geografis Indonesia yang dikenal sebagai indikasi geografis (IG).
Indikasi geografis, kata dia, terbukti dapat menjadi katalisastor tidak hanya bagi "nation branding" tapi juga mendukung kemandirian ekonomi suatu negara.
Ia menyebutkan beberapa produk indikasi geografis potensial di wilayah DIY antara lain salak pondoh Sleman, gula kelapa Kulon Progo, serta batik tulis nitik Yogyakarta.
"Selain itu terdapat potensi kekayaan intelektual komunal yang beririsan dengan pengembangan pariwisata," ujar dia.
Meski dari sisi jumlah pendaftaran kekayaan intelektual masih menempati urutan kedelapan di Indonesia, menurut Yasonna, kesadaran untuk mendaftarkan kekayaan intelektual di DIY termasuk sangat baik.
Baca Juga: Kompetisi Sepakbola Segera Dimulai, Polda DIY Rangkul Tim hingga Suporter Jaga Kondusivitas
"Yogyakarta punya Balai Kekayaan Intelektual sehingga kami lihat pendampingan Pemda DIY untuk mendorong para kreator, inventor (mendaftarkan kekayaan intelektual) cukup baik sekali," ujar dia.
Ia berharap daerah lain dapat mengikuti pendekatan Pemda DIY dalam mendorong pendaftaran kekayaan intelektual atas karya-karya warganya.
"Karena ini sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Yasonna.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag
-
Sampah Jadi Berkah: Bantul Manfaatkan APBKal untuk Revolusi Biopori di Rumah Warga
-
Persela Tanpa Vizcarra & Bustos: PSS Sleman Diuntungkan? Ini Kata Sang Pelatih
-
Tak Hanya Siswa, Guru SMP Ikut Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sleman, Ternyata Ini Alasannya