"Makanya kita tak mau Indonesia menjadi negara Islam, apalagi negara khilafah," tegasnya.
Gus Yahya melanjutkan, ada ancaman yang paling mencolok dari realitas di sekitar kita saat ini. Ancaman ini membayangi dan potensial mengganggu.
Tidak hanya potensial menimbulkan kerugian bagi diri kita, namun juga mengancam integritas visi bangsa.
"Potensi konflik," sebut eks Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fisipol UGM itu.
Bahwa kita beragam adalah realita, imbuhnya. Dalam keberagaman itu, kita harus saling mengenal dan menjalin hubungan harmoni.
Di kesempatan sama, Eks Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Prof. Musa Asy'arie menjawab pertanyaan dari seorang hadirin perihal bagaimana mengindonesiakan Islam tanpa mengislamkan Indonesia.
Menurut Musa, negeri Indonesia ini sudah muslim, sudah menjadi rahmat bagi semesta alam. Sehingga tidak lagi perlu diislamkan. Yang menjadi masalah adalah mengindonesiakan muslim.
"Supaya tidak ada muslim kearab-araban, atau muslim kebarat-baratan. Hargai pluralitas dan potensi alam. Ini negara kaya tapi rakyat miskin. Seperti tikus di lumbung padi," kata dia.
Rektor UII Prof.Fathul Wahid menyatakan, dialog kebangsaan merupakan ungkapan syukur kita semuanya sebagai bangsa Indonesia yang tidak pernah kalis dari nikmat Tuhan.
Baca Juga: Mahfud MD: Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Musuh Rakyat
"Kita semua insyaallah sepakat, banyak kemajuan yang sudah didokumentasikan oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan," kata dia.
Hanya saja, seringkali kultur saling mengapresiasi yang belum terbentuk menjadikan banyak kebaikan dan capaian itu tertutup oleh sikap kufur nikmat dan bahkan arogansi kelompok.
Ia berharap, dialog kebangsaan ini bisa melantangkan pesan-pesan reflektif kepada khalayak luas. Selain itu, kita semua bisa menggunakan beragam bingkai dalam melakukan refleksi.
Salah satunya Pancasila, yang merupakan kekayaan luar biasa yang telah menjadi pengikat bangsa Indonesia.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
BNPT Singgung Isu Islamofobia dan Upaya Kelompok Radikal Ingin Ganti Pancasila
-
Bagaimana Kasus Islamofobia Nodai Hubungan India dengan Negara-negara Lain
-
Bendera HTI Berkibar di Deklarasi Dukungan Anies Capres, PA 212: Ada Narasi Islamofobia dan Adu Domba
-
Kecaman untuk Penghina Nabi Muhammad, Politikus India Dianggap Menyerukan Islamofobia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik
-
Strategi Jitu Jogja Dongkrak Wisata Saat Sepi Pengunjung, Ini Rahasianya
-
Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati
-
DANA Kaget Gratis untuk Warga Jogja, Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktifnya
-
DIY Siaga, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Bencana Susulan Mengintai