Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 26 Juli 2022 | 16:03 WIB
Menteri Polhukam Mahfud MD - kejanggalan kasus polisi tembak polisi (Instagram/@mohmahfudmd)

"Makanya kita tak mau Indonesia menjadi negara Islam, apalagi negara khilafah," tegasnya.

Gus Yahya melanjutkan, ada ancaman yang paling mencolok dari realitas di sekitar kita saat ini. Ancaman ini membayangi dan potensial mengganggu.

Tidak hanya potensial menimbulkan kerugian bagi diri kita, namun juga mengancam integritas visi bangsa.

"Potensi konflik," sebut eks Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fisipol UGM itu.

Baca Juga: Mahfud MD: Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Musuh Rakyat

Bahwa kita beragam adalah realita, imbuhnya. Dalam keberagaman itu, kita harus saling mengenal dan menjalin hubungan harmoni.

Di kesempatan sama, Eks Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Prof. Musa Asy'arie menjawab pertanyaan dari seorang hadirin perihal bagaimana mengindonesiakan Islam tanpa mengislamkan Indonesia.

Menurut Musa, negeri Indonesia ini sudah muslim, sudah menjadi rahmat bagi semesta alam. Sehingga tidak lagi perlu diislamkan. Yang menjadi masalah adalah mengindonesiakan muslim.

"Supaya tidak ada muslim kearab-araban, atau muslim kebarat-baratan. Hargai pluralitas dan potensi alam. Ini negara kaya tapi rakyat miskin. Seperti tikus di lumbung padi," kata dia.

Rektor UII Prof.Fathul Wahid menyatakan, dialog kebangsaan merupakan ungkapan syukur kita semuanya sebagai bangsa Indonesia yang tidak pernah kalis dari nikmat Tuhan.

Baca Juga: Bantah Aparat Lakukan Pelanggaran HAM di Papua, Mahfud MD: Itu Hoaks

"Kita semua insyaallah sepakat, banyak kemajuan yang sudah didokumentasikan oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan," kata dia.

Hanya saja, seringkali kultur saling mengapresiasi yang belum terbentuk menjadikan banyak kebaikan dan capaian itu tertutup oleh sikap kufur nikmat dan bahkan arogansi kelompok.

Ia berharap, dialog kebangsaan ini bisa melantangkan pesan-pesan reflektif kepada khalayak luas. Selain itu, kita semua bisa menggunakan beragam bingkai dalam melakukan refleksi.

Salah satunya Pancasila, yang merupakan kekayaan luar biasa yang telah menjadi pengikat bangsa Indonesia. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More