SuaraJogja.id - Kepergian sosok legendaris Bill Russell membuat dunia NBA berduka cita. Sang legenda meninggal dunia pada Minggu (31/7) waktu setempat dalam usia 88 tahun.
Komisioner NBA Adam Silver melalui pernyataan resmi pada Senin menyebut Russell sebagai sosok juara terbaik dalam semua olahraga beregu.
"Penghargaan tak terhitung yang ia peroleh sepanjang kariernya yang gemerlap bersama Boston Celtics, termasuk rekor 11 gelar juara dan lima penghargaan MVP, hanyalah permulaan dari dampak besar Bill atas liga kita dan masyarakat yang lebih luas," kata Silver dikutip dari situs resmi NBA.
Silver menyebut bahkan Russell bukan sekadar berbicara di dunia olahraga tetapi juga membela nilai-nilai kesetaraan, penghormatan, dan inklusivitas yang hingga kini menjadi DNA NBA.
Baca Juga: NBA Takkan Gunakan Mandat Vaksinasi COVID-19 di Kampanye 2022-2023
"Di puncak kariernya, Bill gigih mengadvokasi hak-hak sipil dan keadilan sosial, warisan yang diteruskannya kepada banyak generasi pemain NBA yang mengikuti jejaknya," kata Silver.
"Bill terus melangkah melewati banyak ejekan, ancaman, dan segala kesulitan tak terperi yang mengarah kepadanya, dan dia tetap bersetia atas keyakinannya bahwa setiap orang berhak diperlakukan dengan bermartabat," ujarnya menambahkan.
Silver juga mengenang kiprah Russell setelah gantung sepatu di mana ia membantu Celtics meraih dua gelar juara lagi sebagai pelatih dan bagaimana namanya kemudian diabadikan menjadi trofi untuk Pemain Terbaik (Most Valuable Players/MVP) Final NBA.
"Selama hampir 35 tahun sejak Bill menuntaskan kariernya sebagai pelatih kepala kulit hitam pertama di liga, kita semua cukup beruntung menyaksikannya di hampir semua ajang penting NBA, termasuk Final NBA, di mana ia menyerahkan Trofi Bill Russell kepada MVP Final NBA," katanya.
Silver turut mengenang hubungan personalnya dengan Russell, yang kerap disebutnya sebagai Babe Ruth-nya bola basket.
Baca Juga: Juancho Hernangomez Makin Dekat Merapat ke Toronto Raptors
"Saya menghargai persahabatan kami dan sangat senang ketika dia menerima Medali Kebebasan Presiden. Saya sering memanggilnya Babe Ruth-nya bola basket, sebab sosoknya selalu bisa melampaui waktu," katanya.
"Bill adalah sosok pemenang dan rekan setim yang sempurna, dan pengaruhnya di NBA akan selalu terasa selamanya. Kami mengirimkan belasungkawa terdalam kami kepada istrinya, Jeannine, keluarganya, dan banyak temannya," tutup Silver. [ANTARA]
Berita Terkait
-
NBA All-Star Weekend 2025! Tak Ada Lagi Barat vs Timur, Siapa Juaranya?
-
Here We Go! Kompetisi Basket SMA Se-Asia Pasifik Bakal Dihelat NBA di Singapura
-
Tatap IBL 2025, Pelita Jaya Siapkan Venue Keren!
-
Tak Biasa! Tinggi Badan 2,2 Meter di Usia 13 Tahun, Apakah Jeremy Gohier Calon Bintang NBA Selanjutnya?
-
Kisah Cintanya Pernah Kandas Sebelum Lamar Nita Vior, Siapa Mantan Vincent Kosasih?
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Hampir Tembus Rp2 Juta/Gram
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara