SuaraJogja.id - "Kepada Orang yang Lapar Tidak Bisa Diberikan Kepadanya Pemikiran Revolusi,"
Sepenggal kalimat Soekarno yang termanifestasikan di dalam kitab Mustika Rasa itu rasa-rasanya cukup menegaskan betapa pentingnya ketahanan pangan terutama di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Merujuk pada konteks tersebut tak salah bila kemudian menyebut nama perempuan asal Yogyakarta yang dikenal dengan nama Bu Ruswo. Sosok yang masih samar-samar terdengar dalam catatan sejarah ini punya andil besar dalam menjaga ketahanan pangan rakyat Indonesia selama masa perjuangan.
Bila Soekarno menjadikan meja makan sebagai podium untuk melancarkan siasat perjuangannya, Bu Ruswo punya dapur yang menjadi gelanggang perjuangannya.
Baca Juga: 10 Tahun Berjualan, Pedagang Lawar Babi di Bali Ini Merasa Belum Merdeka
Bu Ruswo yang namanya kini dipatri sebagai nama jalan di kawasan Gondomanan, Kota Yogyakarta bisa dibilang sebagai salah satu sosok krusial dalam perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaannya.
Berdasarkan penuturan Pensiunan Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY Sri Retna Astuti, perempuan yang disebut sebagai perempuan tiga zaman ini lahir di Yogyakarta pada tahun 1905. Pada saat lahir, ia diberi nama Kusnah. Nama Ruswo merupakan nama dari suami yang dinikahinya pada 1921. Di mana setelah pernikahan itu namanya menjadi Nyi Kusnah Ruswo Prawiroseno.
Setelah menikah, Bu Ruswo bersama sang suami banyak terlibat dalam lapangan pergerakan atau perjuangan. Bu Ruswo aktif dalam sejumlah organisasi wanita maupun sosial, termasuk di antaranya kepanduan yakni Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO).
Diketahui bahwa organisasi kepanduan itu sudah berdiri sejak 1926 yang lantas melebur dengan beberapa kepanduan lain menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).
"Sebelum di dalam dapur umum sebenarnya beliau (Ibu Ruswo) sudah berjuang di bidang sosial. Jadi beliau itu pernah ikut dalam kepanduan. Kepanduan itu dulu 1928, sudah aktif di situ yang sosial," kata Retno ditemui di rumahnya, Kamis (11/8/2022).
"Kemudian ikut di organisasi-organisasi wanita yang salah satunya memperjuangkan perdagangan wanita dan anak-anak. Dia berjuang di situ, kemudian semasa revolusi kemerdekaan dia berjuang di dapur umur," terangnya.
Semasa revolusi, Bu Ruswo mengubah rumahnya menjadi sebuah dapur umum. Di sana, Ibu Ruswo secara aktif mengoordinir ibu-ibu yang ada di Kota Jogja khususnya untuk membantu logistik para gerilyawan. Dapur umum itu, kata Retno mulai beroperasi pada sekitar 1948 silam.
"Dia banyak sekali membantu pejuang-pejuang di dalam bidang dapur umum baik itu mencari logistik dan segala macam hingga penyebarannya dan kerja sama dengan para wanita," tuturnya.
Bu Ruswo diketahui tak memiliki keturunan. Mungkin itu juga yang kemudian menjadikan perjuangan lewat dapur umum begitu maksimal. Menyediakan makanan untuk para gerilyawan agar tak perlu pusing lagi mencari logistik sehingga bisa fokus melakukan perjuangan.
"Beliau tidak punya keturunan. Jadi karena mungkin enggak punya keturunan jadi ditumpahkan ke perjuangan saja. Jadi bagaimana dia bisa mengabdikan dirinya untuk kepentingan negara," paparnya.
Ketangkasan Bu Ruswo terlihat dalam dapur umum itu. Termasuk dengan kemampuannya untuk mengajak para perempuan lain waktu itu untuk berjuang bersama.
Berita Terkait
-
Mengenang Sosok Fatmawati, Ibu Negera Istri Bung Karno Sang Penjahit Bendera Merah Putih
-
Video Viral Lomba Unik 17-an, Bocah-bocah Lucu Tangkap Bebek dengan Mata Tertutup
-
7 Momen Pengibaran Bendera Merah Putih di Berbagai Daerah, dari Lereng Gunung hingga Dasar Laut
-
Upacara HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Edy Rahmayadi Pesan Begini ke Generasi Muda
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
Terkini
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia
-
Klik Link Aktif di Sini, Saldo DANA Langsung Tambah, Buktikan Sendiri