SuaraJogja.id - Ratusan pengunjung membanjiri festival jajanan tradisional Pasar Kangen di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (18/08/2022). Tak hanya warga lokal, sejumlah wisatawan dalam dan luar negeri ikut menikmati beragam makanan tradisional dalam festival ke-14 tersebut.
Sebut saja Mutia, wisatawan asal Kediri yang sengaja datang ke Yogyakarta untuk menikmati makanan jadul atau jaman dulu di Pasar Kangen. Sebab dua tahun belakangan, festival ini vakum akibat pandemi COVID-19.
"Iya datang sama keluarga dari kediri, setelah berwisata ke tempat lain langsung kesini karena dapat info pasar kangen sekarang sudah ada lagi," ungkapnya.
Sementara Vivi, salah satu pelajar asal Kota Yogyakarta yang datang bersama teman-teman sekolahnya mengaku girang. Dia yang baru pertama kali datang mengaku heran dengan banyaknya jajajan tradisional yang ada.
"Baru pertama lihat clorot (penganan asal purworejo-red), ternyata bentuknya bagus dan ada cara makannya," ungkapnya.
Koordinator Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu di TBY mengungkapkan, Pasar Kangen memang sengaja selalu menghadirkan kekayaan kuliner tradisional dan lokal sejak awal digelar. Hal itu sebagai upaya untuk terus mengenalkan, memproduksi, mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang pernah ada dan dimiliki bangsa ini.
"Saat ini banyak kaum milenial yang tidak tahu apa itu cucur, clorot karena serbuan makanan dari luar," ungkapnya.
Melalui festival yang digelar selama sepuluh hari kedepan tersebut, Pasar Kangen mencoba merepresentasikan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan bangsa Indonesia melalui revitalisasi-reaktualisasi pangan. Sebab kuliner merupakan salah satu bentuk kebudayaan dalam kehidupan berbangsa.
Karenanya kehadiran Pasar Kangen diharapkan tak hanya mengobati rasa rindu akan beragam makanan tradisional dari berbagai daerah. Namun jadi upaya untuk terus melestarikannya kepada generasi-generasi berikutnya.
Baca Juga: Suara.com Gelar Kelas UMKM Bertajuk Pasar Lokal Suara UMKM di Yogyakarta, Jumlah Peserta Membludak
"Karenanya kami juga menggelar workshop pembuatan makanan tradisional yang bisa diikuti masyarakat untuk tahu pembuatan makanan tradisional yang hampir punah," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi