SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta optimistis mampu menurunkan angka kemiskinan yang mengalami kenaikan akibat pandemi COVID-19 dan mencapai target angka kemiskinan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada akhir 2022.
"Ada beberapa program strategis yang kami lakukan sepanjang 2022 untuk program penanggulangan kemiskinan sehingga pada tahun ini kami optimistis mampu mencapai target sesuai RPJMD," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Selasa (23/8/2022).
Strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta di antaranya meliputi pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin melalui sistem jaminan kesehatan (cakupan kesehatan semesta), jaminan pendidikan, jaminan sosial, dan bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah kota menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menjalankan pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil, dan menyinergikan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah kota juga membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di tingkat kecamatan dan kelurahan, yang kini sudah diubah menjadi Tim Penanggulangan Kemiskinan (Tim Penangkis).
Akibat pandemi COVID-19, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta pada 2020 mengalami kenaikan menjadi 7,27 persen dari 6,84 persen pada 2019.
Pada 2021 angka kemiskinan naik lagi menjadi 7,69 persen, melebihi target angka kemiskinan dalam RPJMD yang ditetapkan sebesar 7,29 persen.
Agus menyebut kenaikan angka kemiskinan di Kota Yogyakarta selama pandemi COVID-19 terjadi akibat pelemahan pada kelompok pendapatan 40 persen terbawah yang berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
Pada 2022, Pemerintah Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran total Rp84,2 miliar untuk berbagai program penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menekankan pentingnya perbaikan data, mulai dari sistem pendataan hingga analisis data, dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
"Melakukan identifikasi secara tepat sesuai situasi dan level kemiskinan menjadi sangat penting untuk menentukan jenis penanganan yang harus dilakukan," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Investor Reksa Dana BRI Tumbuh Pesat, BRImo Hadirkan Fitur Investasi Lengkap
-
Libur Natal 2025: Kunjungan Wisata Bantul Anjlok, Target PAD Meleset Akibat Cuaca Ekstrem?
-
Jelajah Rasa Jogja: 7 Destinasi Kuliner Wajib Coba, Ramah di Kantong hingga Legendaris!
-
Pulang ke Malioboro, Seniman Jogja Menyuarakan Empati untuk Sumatera
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah