SuaraJogja.id - Penemuan kerangka manusia di sebuah makam Padukuhan Kragilan, Kalurahan Sidomoyo, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, masih menyisakan misteri.
Kanit Reskrim Polsek Godean Kanit Reskrim Polsek Godean AKP Budi Karyanto mengungkap, pihaknya sudah mencermati selama satu hingga lima tahun ke belakang, tidak ada laporan orang hilang di wilayah tersebut.
Pihaknya juga menyelidiki ke warga sekitar temuan kerangka, bila dimungkinkan warga mencium bau tertentu. Mengingat kerangka itu hanya terkubur di kedalaman sekitar 60 sentimeter.
"Itu kan menimbulkan bau juga to," kata dia, kala dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (8/9/2022).
Baca Juga: Kerangka Manusia Pakai Bra dan Celana Dalam Ditemukan di Godean, Begini Kronologinya
Sedikitnya ada 10 orang warga sekitar dimintai keterangan terkait penemuan kerangka itu. Di antara warga yang diminta keterangan, ada yang mengaku pernah mencium bau tidak enak di sekitar lokasi.
"Ada yang bilang setahun lalu nyium bau bangkai, ada yang dua tahun," sebutnya.
Budi mengakui, keterangan ini tetap akan menjadi catatan bagi kepolisian, dalam menindaklanjuti temuan tersebut.
Diduga kerangka perempuan, polisi hingga kini juga belum menjumpai adanya warga berjenis kelamin perempuan yang tinggal di padukuhan itu dan dilaporkan hilang.
Budi menyatakan, polisi setempat tak bisa menyatakan secara pasti, sudah berapa lama kerangka itu terkubur di kompleks makam.
Baca Juga: Maling Motor di Sebuah SMA di Godean Terekam CCTV, Polisi Buru Pelaku
"Nanti dari forensik kan bisa tahu itu sudah dimakamkan berapa lamanya. Perkiraan saya ya lebih dari dua tahunan. Karena sudah jadi kerangka," ucapnya.
Saat diangkat, tengkorak masih dalam keadaan utuh. Demikian juga dengan gigi.
"[Sekitar] 23, di bawah 35 [tahun]," jawab Budi, saat ditanya perkiraan usia kerangka.
Tak ada benda lain ditemukan yang berada di sekitar kerangka, selain jaket, bra, celana dalam, selendang kecil.
Kerangka sampai saat ini masih diteliti oleh tim dokter forensik.
Ia menambahkan, jajaran Polsek Godean sudah menyelidiki kasus temuan kerangka sejak sebelum ekshumasi dilakukan. Yakni, begitu kerangka ditemukan oleh warga kali pertama.
Hanya memang, kalau untuk ekshumasi yang terlaksana Rabu (7/9/2022), kepolisian harus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19, forensik dan ahli waris jenazah Covid-19 yang dikubur di atas kerangka.
Setelah persetujuan dikantongi tim penyelidikan, maka ekshumasi baru dapat dilakukan kembali. Sebagai upaya melanjutkan penyelidikan.
Berawal dari Kecurigaan Warga
Diketahui sebelumnya, penemuan kerangka manusia oleh masyarakat beberapa waktu lalu ini, sempat menghebohkan masyarakat dan pengguna media sosial, akhir Agustus 2022 lalu.
Kemudian, jajaran petugas kepolisian gabungan melakukan ekshumasi atau membongkar kembali makam, yang menjadi tempat mengubur kerangka yang ditemukan warga.
Sementara itu, Kapolsek Godean Kompol Agus Nur mengatakan, giat ekshumasi tersebut melibatkan jajaran Polsek Godean, Inafis, Polres Sleman, tim forensik RS Bhayangkara.
Tujuan ekshumasi agar kerangka yang ditemukan itu bisa diidentifikasi.
Temuan kerangka berawal dari laporan masyarakat, mereka menilai keberadaan kerangka mencurigakan. Karena dari kerangka ditemukan pakaian, posisinya duduk dan dijumpai pada kedalaman tanah setengah meter saja.
"Jadi menurut masyarakat, penguburannya mencurigakan karena tidak ada penutupnya, tidak ada kain kafan. Kedalamannya pendek," tambahnya.
Kerangka Ditemukan Warga yang akan Makamkan Jenazah
Seorang warga yang kali pertama menemukan kerangka tersebut, menuturkan kronologi penemuan kerangka.
Temu Budiyanto mengungkap, awalnya ia sedang menggali tanah untuk keperluan memakamkan jenazah.
Namun di tengah penggalian mencapai kedalaman sekitar 50 cm atau 60 cm, ia menemukan sebuah tas kresek.
"Dibuka, wah, mayat. [Tanah] dijemblong (digali lebih dalam). Adik saya di sebelah selatan dapat tas kresek lagi, isinya tulang," ucapnya.
Kemudian, ditemukan pula jaket dan sejenis selendang kecil.
"Jaket diangkat, kepalanya jatuh. Kalau tulang mengumpul jadi satu. Kerangka tidak pakai kain kafan dan tidak pakai peti. Posisinya seperti orang duduk," terangnya.
Gigi yang melekat pada tengkorak, disebut Temu masih utuh dan bentuknya kecil-kecil.
Sepengetahuan Temu, beberapa waktu belakangan tak ada info kehilangan orang di wilayah tersebut.
Berita Terkait
-
Geger Temuan Kerangka Manusia di Gedung Kosong Jaktim, Polisi Duga Korban Tewas Lebih dari 3 Bulan
-
Warga Tambun Bekasi Geger, Ada Temuan Tengkorak Manusia Telentang Di Kawasan Grand Wisata
-
Pasar Godean Diresmikan Jokowi Setelah Revitalisasi Rp89 M: Apa yang Berubah?
-
Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat Bikin Geger, Polisi Ungkap Status dari Suami
-
Misteri Bau Busuk Terungkap, Wanita Ditemukan Tewas di Tambora Ternyata Dibunuh Suami
Terpopuler
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
Pilihan
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
-
Iuran Rp 20 Ribu untuk Listrik di SMA Negeri 1 Bontang, Disdik Kaltim Angkat Bicara
Terkini
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024
-
Waspada, Kasus DBD di Yogyakarta Naik Tajam, Anak-Anak Rentan Terinfeksi
-
Sholawatan Pilkada Sleman Berujung Polemik, Bawaslu Usut Dugaan Eksploitasi Anak