Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 10 September 2022 | 12:56 WIB
Arsip Foto. Pemandangan Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan guguran lava pijar terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/1/2022). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa]

SuaraJogja.id -  Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) puluhan guguran lava dan intensitas kegempaan yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 2-8 September 2022. Pada pengamatan sepekan terakhir itu teramati sebanyak 20 kali luncuran lava.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 20 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (10/9/2022).

Aktivitas Merapi dalam sepekan ini cukup naik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang hanya meluncurkan belasan guguran lava. Selain itu juga tidak muncul pula awan panas guguran. 

Baca Juga: BPPTKG: Gunung Merapi 13 Kali Luncurkan Guguran Lava Selama Sepekan

Disampaikan Agus, dalam pekan ini teramati tidak adanya pertumbuhan di volume kubah lava baik bagian barat daya maupun tengah. Dari segi morfologi juga tak ada perubahan yang signifikan di dua kubah lava tersebut.

"Berdasarkan analisis foto volume kubah barat daya masuh sebesar 1.624.000 meter kubik dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik," tuturnya. 

Agus menuturkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Tercatat ada 528 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), lalu disusul 450 kali gempa guguran dan 239 kali gempa fase banyak. 

Selain itu tercatat juga 76 kali gempa hembusan, 19 kali gempa vulkanik dangkal, 8 kali gempa tektonik dan 1 kali tremor.

"Intensitas kegempaan dominan berupa gempa VTA atau vulkanik dalam yang mengindikasikan adanya aktivitas magmatik di kedalaman lebih dari 1,5 km dari puncak," terangnya. 

Baca Juga: Update Gunung Merapi, BPPTKG: Terjadi 90 kali Gempa Guguran dalam 24 Jam Terakhir

Terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Laju pemendekan jarak terjadi sebesar 0,2 cm per hari.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

Load More