SuaraJogja.id - Perbandingan antara era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai mencuat ke publik dalam beberapa waktu terakhir. Terlebih ketika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai diketok oleh Jokowi belum lama ini.
Perbandingan itu sebelumnya juga secara khusus pernah disampaikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, Jumat (16/9) di Surabaya. Selain menyentil pemerintahan Jokowi, ia juga membandingkannya di era pemerintahan SBY yang dianggap lebih baik dibanding situasi hari ini.
Melihat hal itu, Pakar politik sekaligus Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas'udi menilai bahwa hal itu merupakan wajar dilakukan dan merupakan bagian dari kontestasi politik. Hal itu dilakukan untuk membangun diferensiasi politik antara yang sedang memerintah saat ini dengan yang berada di luar pemerintahan.
"Nah cara membangun diferensiasi itu banyak memang salah satunya dengan cara membandingkan antara rezim sekarang dengan rezim terdahulu," kata Wawan ditemui awak media di Fisipol UGM, Kamis (22/9/2022).
Baca Juga: Demo di Patung Kuda, Nakes Minta Diangkat Jadi ASN
"Jadi yang dilakukan oleh Partai Demokrat khususnya ya kan sebenarnya untuk menunjukkan ya diferensiasinya di mana dan sekaligus untuk melakukan klaim ya, political claim yang dilakukan sekarang pada masa lalu juga sudah dilakukan," sambungnya.
Menurutnya dalam konteks tersebut merupakan bagian dari pemanasan untuk menuju 2024 mendatang. Namun, kata Wawan, sebaiknya yang dilakukan bukan hanya sekadar klaim saja tapi menawarkan alternatif.
"Jadi melihat yang sekarang lalu menawarkan bentuk alternatif politik, policy maupun apa ya mungkin gaya kepemimpinan seperti apa yang akan dibangun. Mestinya seperti itu," ujarnya.
Dilanjutkan Wawan, soal mana yang benar dan yang salah hanya tinggal menunjukkan data-datanya saja. Mengingat ada bukti yang kuat terkhusus mengenai infrastruktur, angggaran dan lain sebagainya.
"Tetapi konteksnya lebih ke situ sih pemanasan menjelang proses pemilu. Ini sudah dimulai 2023 tensinya akan naik. 2024 tentu akan naik. Sehingga tentunya masing-masing mencoba membangun diferensiasi politik, dibandingkan dengan yang saat ini," tandasnya.
Baca Juga: Survei SMRC: Jika Puan Maharani Jadi Cawapres Prabowo, Pasangan Anies-AHY Berpotensi Menang
Berita Terkait
-
Ini Kata AHY Soal Peluang Pertemuan Prabowo, SBY dan Megawati Usai Lebaran
-
Didit Prabowo Ajak Swafoto SBY Saat Lebaran, AHY Bilang Begini
-
Siap-siap Arus Balik, AHY: Pemerintah Sudah Punya Jurus Jitu Atasi Kemacetan
-
Ketua Joman Soal Peluang Jokowi Berlebaran ke Megawati: Ini Momennya Bersilaturahmi
-
Keluarga Besar Jokowi Kumpul di Solo Hari Kedua Lebaran, Gibran Sempat Tampung Aspirasi Warga
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik