SuaraJogja.id - Ratusan petani di dusun Srandakan dan Nengahan, Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul menolak pengalih fungsian lahan wedi kengser menjadi lahan penambangan pasir.
Mereka pun mengajukan aduan ke Bupati Bantul untuk menetapkan lahan tersebut dengan mengurus surat kekancingan (surat yang mengatur penggunaan sultan ground) kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Diketahui lahan tersebut rencananya akan menjadi lokasi penambangan pasir oleh beberapa perusahaan penambangan pasir.
Adapun awalnya lahan pertanian tersebut berjumlah 17 hektar. Namun kini tersisa 10 hektar dimana 7 hektar lainnya telah digunakan untuk mengeruk pasir di wilayah tersebut.
Baca Juga: Bupati Bantul Berharap Pemilos 2022 Lahirkan Pemimpin Muda yang Berkualitas
Meskipun berpotensi mengalami banjir, jauh sebelum ada penambangan pasir, para petani di dusun Nengahan dan dusun Srandakan sudah menggarap lahan tersebut dengan menanam komoditas singkong dan rumput kolonjono. Kini mereka mulai merambah penanaman cabai, kacang, dan komoditas lain dengan melihat bahwa lahan tersebut sudah jarang terkena banjir.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mendukung sepenuhnya upaya warga untuk mempertahankan lahan pertanian. Pasalnya ia juga menilai bahwa warga Nengahan, Trimurti, Kapanewon Srandakan akan lebih sejahtera apabila tetap menggarap lahan itu.
"Pemda Bantul menetapkan, ini akan kita uruskan untuk memperoleh kekancingan dari Ngarso Dalem (Sri Sultan HB X) agar ini ditetapkan sebagai lahan wedi kengser yang dijadikan produksi pertanian masyarakat," kata Halim, Rabu (19/10/2022).
Halim mengatakan hasil bumi dari lahan wedi kengser memberikan pendapatan bagi petani yang jumlahnya mencapai 300 orang. Dengan demikian keberadaan lahan berstatus wedi kengser ini dirasa berkontribusi untuk menanggulangi kemiskinan.
Ia menyampaikan persentase kemiskinan di Bantul naik mencapai 14 persen pasca pandemi Covid-19. Sementara sebelum pandemi, tingkat kemiskinan sebesar 12 persen.
"Memasuki tahun 2019 ke atas ini persentase kemiskinan naik. Mudah-mudahan dengan kekancingan dari Ngarso Dalem yang sedang kita urus ini nanti akan menetapkan lahan ini sebagai lahan yang lebih mapan dari gangguan penambangan," jelasnya.
Berita Terkait
-
Apa Itu Nawala Kekancingan? Gelar Terhormat Keraton Solo untuk Yati Pesek
-
Visi Atmaji untuk Bantul: Ekonomi Meroket, Pendidikan Merata!
-
Soimah Blak-blakan Jawab Kabar Calonkan Diri jadi Bupati Bantul
-
Cuti Demi Ikut Kampanye AMIN, Bupati Abdul Halim Muslih: Jadikan DIY Episentrum Perubahan Indonesia
-
Heboh Ekspor Pasir Laut, Deretan Perusahaan Ini Pernah Lakukan Penambangan Ilegal
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja