Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Wahyu Turi Krisanti
Kamis, 20 Oktober 2022 | 07:59 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menemui warga penggarap lahan di atas tanah berstatus wedi kengser di wilayah Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul, Rabu (19/10/2022). [Wahyu Turi Krisanti/Suarajogja.id]

Halim menegaskan bahwa lahan pertanian jauh lebih mensejahterakan masyarakat dibandingkan pengalih fungsian menjadi lahan tambang. Selain itu ia juga menolak dibangunnya bangunan permanen di lahan tersebut.

"Intinya pemerintah Bantul mendukung upaya petani untuk memperjuangkan lahan ini menjadi lahan pertanian, tidak boleh ada pertambangan lagi di lahan sini," tegasnya.

Diiming-imingi uang pengganti

Salah satu petani dan warga setempat, Warjono (60) secara terang mengaku pernah ditawari uang tunai senilai Rp35 juta untuk menyerahkan lahan pertanian yang ia garap. Dengan tegas ia menolak tawaran tersebut. Sebab, ia merasa lebih senang untuk tetap menggarap lahan pertanian yang hasilnya bisa untuk banyak orang.

Baca Juga: Bupati Bantul Berharap Pemilos 2022 Lahirkan Pemimpin Muda yang Berkualitas

Dengan demikian ia pun meminta pemerintah untuk mengabulkan permohonan para petani dengan mempertahankan lahan pertanian itu.

"Saya cuma ingin bertani dengan tenang tanpa ada konflik," harapnya.

Load More