Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 25 Oktober 2022 | 15:16 WIB
Kondisi tembok dalam rumah sebagai pembatas antar ruang, yang ikut miring dan rawan roboh, usai terdorong material, di Karangtanjung, Pandowoharjo, Sleman, Kabupaten Sleman, Rabu (12/10/2022). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat, Kabupaten Sleman sejak Januari-akhir Oktober 2022 berjalan, telah dilanda sebanyak 127 peristiwa bencana.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengungkap, dari jumlah 127 kejadian bencana tersebut, tanah longsor terdata terjadi di 50 titik yang tersebar di beberapa kapanewon.

"Selain tanah longsor, terdata ada 45 titik peristiwa angin kencang terjadi, 16 titik banjir, lima titik banjir lahar hujan, satu titik kekeringan," sebut Bambang, Selasa (25/10/2022).

Bambang mengatakan, jumlah bencana longsor di Sleman tahun ini mendominasi peristiwa bencana. Selain itu, diketahui akumulasi peristiwa longsor terlihat meningkat dibanding tahun sebelumnya (2021), yang sebanyak 20 kejadian.

Baca Juga: Hadiri Hari Santri di Sleman: Sebut Indonesia Negara Kesepakatan, Wapres Ajak Santri Menjadi Mujahidin

"[Lokasi peristiwa] banyak terjadi di sepanjang pinggir bentang alam sungai, di Sleman bagian utara dan di wilayah Prambanan," kata dia.

Di titik-titik rawan longsor tadi, BPBD Sleman juga sudah memasang alat peringatan dini atau early warning system (EWS) di 37 titik.

"Semua alat aktif semua, tidak ada masalah," ujarnya.

Faktor Penyebab Longsor Beragam

Bamkun, sapaannya, mengungkap bahwa ada beragam penyebab terjadinya tanah longsor.

Baca Juga: Intip Kemeriahan Women's Day Out Hari Pertama di Sleman City Hall, Ada Yura Yunita!

"Misalnya tahun ini, kemarau basah banyak air. Karena banyaknya curah hujan di wilayah yang rawan longsor, ya tentu akan banyak longsor," ujarnya.

Load More