Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 25 Oktober 2022 | 15:16 WIB
Kondisi tembok dalam rumah sebagai pembatas antar ruang, yang ikut miring dan rawan roboh, usai terdorong material, di Karangtanjung, Pandowoharjo, Sleman, Kabupaten Sleman, Rabu (12/10/2022). (kontributor/uli febriarni)

Berkaca dari situ, ia meminta masyarakat berhati-hati dan lebih menerapkan mitigasi bencana. Terlebih mengingat, puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada November-Desember.

"Jika ada pohon rindang dan sekira membahayakan, segera dipangkas. Tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke aliran sungai, karena bisa berdampak banjir," jelasnya

Imbauan lainnya, ia meminta masyarakat segera melapor ke BPBD atau relawan di wilayah tempat tinggal, bila terjadi bencana.

Koordinator Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bandung Bondowoso, Prawoto mengungkap, bedasarkan pemetaan wilayah yang telah dilakukan, ada 48 titik potensi longsor di wilayah Prambanan.

Baca Juga: Hadiri Hari Santri di Sleman: Sebut Indonesia Negara Kesepakatan, Wapres Ajak Santri Menjadi Mujahidin

Sebanyak 10 titik di antaranya masuk kategori potensi longsor yang cukup membahayakan, karena berada dekat pemukiman penduduk.

"Titiknya ada di Bokoharjo, Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo dan Sumberharjo," ungkapnya.

Sebagai bentuk mitigasi, pihaknya rutin  memantau titik longsor tersebut dan mengimbau warga agar menerapkan langkah-langkah mitigasi saat terjadi hujan deras.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Intip Kemeriahan Women's Day Out Hari Pertama di Sleman City Hall, Ada Yura Yunita!

Load More