SuaraJogja.id - Memasuki musim hujan, sejumlah jenis hama mulai menyerang tanaman yang dirawat oleh para petani cabai di Kabupaten Sleman.
Salah seorang petani cabai di Purwobinangun, Kapanewon Pakem, yakni Wawan mengungkap, saat ini ia sedang menanam cabai jenis rawit ori di lahan seluas 800 meter persegi, total 1.400 batang tanaman cabai.
Sementara itu, hama yang muncul mengganggu tanaman cabai yang ditanamnya mulai dari thrips, kutu daun, tungau. Dengan kondisi demikian, maka ia dan petani lain harus memberikan perawatan ekstra untuk tanaman cabai mereka.
Wawan menyebut, tanaman cabai yang ia tanam sebetulnya sudah diserang hama sejak berumur dua bulan. Beberapa dampak yang disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman cabai antara lain daun menjadi keriting lalu rontok, demikian juga bunga rontok dan tanaman berhenti berkembang.
"Tanaman cabai saya berusia 3,5 bulan. Sekarang seharusnya saya menikmati panen, tapi karena terserang hama tidak bisa panen," kata dia, Selasa (25/10/2022).
Kuantitas hasil panen, -bila ia mempertahankan untuk tetap merawat tanaman cabai miliknya-, akan berkurang ketimbang normal.
Bila di saat cuaca baik, lahan tersebut bisa menghasilkan 1 Kilogram (Kg) untuk panen perdana. Kemudian tiga sampai empat hari berikutnya bisa panen kedua dan ketiga sebanyak 2 Kg-6 Kg. Namun karena terkena hama, ia hanya bisa memanen sekitar 1 Ons.
"Panen kedua tidak ada, bunganya rontok, tanamannya tidak berkembang," terangnya.
Walau sudah diserang hama, Wawan memilih untuk tetap merawat tanaman cabai di lahannya. Caranya dengan memangkas dahan atau batang agar penyakit tidak menular ke tanaman lainnya. Selain itu, menjaga kelembaban dengan membersihkan rumput dan melancarkan saluran irigasi. Kemudian, melakukan penyemprotan fungisida secara rutin.
Dimintai komentar mengenai kondisi tanaman cabai petani, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono mengungkapkan, untuk mengatasi serangan penyakit pada tanaman cabai, pihaknya telah memiliki tim gerakan pengendalian.
Tim ini bergerak dan menangani permasalahan di bidang pertanian untuk semua komoditas, bukan hanya cabai. Mereka rutin bergerak untuk membantu petani yang kesulitan memberantas hama. Karena tim ini berkeliling ke kelompok-kelompok tani.
Suparmono menyebut, tim ini melakukan penyemprotan fungisida alami terhadap tanaman milik petani. Mereka juga memberikan edukasi singkat kepada petani, mengenai penggunaan fungisida alami dan cara membuatnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
3 Pria Banyuwangi Ini Babak Belur Tepergok Curi Cabai Warga
-
Update Harga Sembako di Sumsel: Beras Masih Naik, Cabai Turun Karena Panen
-
Harga Kian Terpuruk, Petani Musnahkan Tanaman Cabai yang Masih Produktif
-
Siasati Tingginya Harga Bahan Pangan, Mak Ganjar Tanam Ratusan Pohon Cabai di Lubang Buaya Jaktim
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Timnas U-23 ke Final, Tante Brandon Scheunemann: Scheunemann for Indonesia
- Siapa Mike Rajasa? Kiper Muda FC Utrecht yang Dipanggil ke Timnas Indonesia U-17
Pilihan
-
Pelatih Vietnam Akui Timnya Kelelahan Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23
-
Orang Dekat Prabowo dan Eks Tim Mawar Ditunjuk jadi Presiden Komisaris Vale
-
Bukti QRIS Made In Indonesia Makin Kuat di Dunia, Mastercard Cs Bisa Lewat
-
Luhut Ungkap Proyek Family Office Jalan Terus, Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini
-
Danantara Kantongi 1 Nama Perusahaan BUMN untuk Jadi Holding Investasi, Siapa Dia?
Terkini
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?
-
Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?
-
Malioboro Darurat Parkir Ilegal? Wisatawan Kaget Ditarik Rp50 Ribu, Dishub Angkat Bicara
-
Wisata Bantul Masih Jauh dari Target? Meski Ramai, PAD Baru Tercapai Segini...
-
Operasi Patuh Progo 2025: Tilang Turun, Kesadaran Meningkat? Ini Kata Polda DIY