Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 15 November 2022 | 09:34 WIB
Ilustrasi aliran musik dangdut koplo - (Suara.com/Iqbal Asaputro)

"Kalau dangdut koplo dianggap remeh, kita santai aja sih. Yang penting kita tetap berkarya, membuat teman-teman semua suka dan menghibur teman-teman semua," ungkap Zulian.

"Kenapa musik dangdut koplo dulu diremehkan? Mungkin karena warna musiknya dulu dan sekarang itu berbeda. Kalau sekarang mungkin lebih modern, jadi dangdutnya enggak yang dangdut-dangdut gitu terus. Kita selalu pakai aransemen baru yang mungkin bisa diterimalah sama masyarakat luas, jadi enggak monoton. Kita tambah musik misal pakai saxophone, mungkin popnya lebih kita kentelin juga," imbuh Andika.

Di sisi lain, Rashif si penikmat dangdut koplo "senior" mengaku senang sekarang punya lebih banyak teman joget di konser dangdut koplo. Belakangan ini pun di festival-festival musik, Rashif menyaksikan banyak anak muda di Jakarta ikut sing along lagu dangdut koplo meski liriknya berbahasa Jawa. Rashif sendiri tak pernah malu sejak awal dirinya menyadari bahwa frekuensinya bergandengan dengan getaran dangdut koplo.

"Kalau emang suka, ya suka aja. Mungkin ada yang guilty pleasure. Enggak dengerin dangdut, tapi di rumah dengerin dangdut koplo itu kan sama aja suka kan sebenernya. Kalau dibilang musik kampung enggak setuju sih, dan malu pun enggak pernah juga," katanya.

Baca Juga: Kehilangan iPhone 13 Pro Max, Farel Prayoga: iPhone Enak, Gampang Kalau Dicari

Harapan untuk dangdut koplo

Pemuda yang mengulik dangdut koplo sejak 2013 karena OMWAWES ini pun berharap supaya sangdut koplo makin dikenal luas sampai luar negeri.

"Mungkin seperti kemarin Nasida Ria diterima di Jerman. Semoga bisa go international karena kualitasnya juga jauh makin baik daripada dangdut koplo yang zaman dulu, sekarang lebih proper. Semoga makin bisa bikin bergoyang seluruh dunia," seru Rashif.

Kembali senada, Andika Aftershine memiliki harapan yang sama untuk dangdut koplo.

"Karena saat ini bisa dibilang belum terlalu meluas, harapannya sih bisa seperti genre-genre lain yang bisa diterima di seluruh negara, genre ini bisa dipakai dengan bahasa mereka masing-masing, enggak harus bahasa Jawa, tapi musik ini bener-bener bisa diterima di seluruh dunia," ujarnya, sama seperti Hedo, yang mengingkan supaya dangdut koplo bertahan lama di dalam kemajemukan aliran musik dan lebih mendunia.

Baca Juga: Ramai Berita Kemarin, Hoaks Kabar Farel Prayoga Meninggal sampai Kekerasan di Papua Tengah

Di samping itu, Hasan berharap supaya dangdut koplo dikembangkan sebaik mungkin, lebih menarik, dan menyentuh hati para pendengarnya.

Load More