SuaraJogja.id - Hari Raya Imlek 2023 hanya tinggal menghitung hari. Kondisi pandemi Covid-19 yang kian mereda hingga pencabutan kebijakan PPKM oleh pemerintah membuat perayaan Imlek dapat berlangsung meriah kembali.
Hal ini berdampak positif bagi rumah produksi barongsai di daerah Pajeksan, Sosromenduran, Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Adalah Slamet Hadi Prayitno (75) yang sudah disibukkan melayani pesanan barongan China itu.
"Pembuatan barongsai naik, daripada pandemi kemarin. Ini barusan sudah ada yang laku lagi. Banyak pesenan juga dari luar. Enggak mesti berapa tapi yang jelas daripada kemarin pandemi jauh, lumayan lah," kata pria yang akrab disapa Pak Pong tersebut, Selasa (17/1/2023).
Pak Pong sendiri sudah menekuni produksi barongsai sejak tahun 1995 silam. Berawal dari kesenangannya melihat pertunjukan barongsai saat itu.
Hingga muncul kemudian tertarik untuk belajar lalu sampai sekarang justru turut melestarikan budaya Tionghoa tersebut. Terlebih lagi kawasan Pajeksan sendiri, kata Pak Pong, berdekatan dengan beberapa kampung pecinan atau kampung China.
"Jadi ikut melestarikan budaya Tionghoa. Di samping itu daerah sini kan dulu deket kampung pecinan, daerah Ketandan sama Ngupasan kan itu kompleks pecinan," ucapnya.
Produksi barongsai Pak Pong pun meliputi berbagai macam ukuran. Dari mulai ukuran kecil untuk dimainkan oleh anak-anak hingga dewasa. Bahannya pun memanfaatkan daur ulang saja berupa kertas dan lem yang dibuat sendiri.
"Kalau nyetak sehari bisa kadang 24 (buah), itu baru nyetak dulu belum finishing. Kalau untuk yang rotan itu hujan panas bisa jadi. Ada yang kecil hingga besar untuk dewasa," terangnya.
Proses pembuatan sendiri tergantung ukuran barongsai. Untuk ukuran dewasa bisa memakan waktu dua-tiga mingguan.
Baca Juga: Agar Imlek Lebih Seru, Pastikan Ada 3 Hal Ini di Rumah: Kumpul Keluarga Jadi Lebih Asik!
Harganya pun bervariasi tergantung ukuran barongsai itu sendiri, mulai dari paling murah dibanderol Rp15 ribu hingga yang paling mahal Rp6 juta.
Tak hanya dipesan dari dalam Kota Yogyakarta saja. Disampaikan Pak Pong, pesanan barongsai juga banyak berdatangan dari luar kota. Ada dari Papua, Medan, Ponorgo.
"Bikin yang gede itu proses dua-tiga mingguan komplit satu paket semua. Enggak ada ritual khusus. Bahan mudah semua sih, kertas asal kertas juga mau," tuturnya.
Selain produksi barongsai, Pak Pong pun ikut terlibat dalam pementasan barongsai terlebih saat perayaan Imlek. Pria asli Wonosari, Gunungkidul itu mengaku saat ini pihaknya sudah menerima banjir pesanan untuk pentas.
"Ada peningkatan (pentas) jauh daripada kemarin pandemi. Ini aja sudah ada berapa sampai ditolak, soalnya kan kalau Imlek itu mintanya sama jamnya, jam makan malam," ungkapnya.
"Saya juga masih ikut (pentas barongsai) kalau sekarang misal ada kekurangan tenaga pemain-pemain barongsai mesti ikut ngurusin itu," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus