SuaraJogja.id - Jajaran petugas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi korban Ayu Indraswari (35), warga Kota Jogja, di Wisma Pondok Anggun 2, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman.
Dalam gelar rekonstruksi yang dilaksanakan pada Rabu (12/4/2023) itu, petugas menghadirkan tersangka, saksi dan korban pengganti. Wisma Pondok Anggun 2 bukan hanya menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi, melainkan juga dijadikan lokasi pengganti untuk Alun-alun Pekalongan, rumah tersangka dan rumah saksi (lokasi komunikasi saksi dengan tersangka).
Wakil Dir Reskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko mengatakan, total lokasi rekonstruksi di hari ini terbagi menjadi delapan lokasi, termasuk area parkir RS Bethesda, Kota Jogja. Meski demikian ada tiga lokasi yang diasumsikan dalam satu tempat.
Petugas juga mereka adegan di Warmindo simpang empat Degolan dan Mess HD Tent di Kapanewon Ngaglik, serta toko bangunan.
Baca Juga: Polisi Dalami Pinjol yang Disebut Jadi Pemicu Aksi Tersangka Mutilasi di Sleman
"Dari delapan lokasi ini ada 64 adegan yang dilaksanakan oleh tersangka. Sehingga mulai dari awal perencanaan sampai penangkapan tersangka ada sekitar 64 adegan," tuturnya, Rabu siang.
Dari 64 adegan tadi, ada 47 adegan dilakukan di Wisma Pondok Anggun 2, termasuk adegan pembunuhan, mutilasi dan adegan-adegan yang pada realitanya terjadi di luar DIY.
"Di alun-alun Pekalongan, dia melarikan diri, menghubungi seseorang," ujarnya.
Terkait ancaman pasal kepada tersangka, Tri menyebut pihaknya tetap menyangkakan pasal 340 KUH Pidana dengan ancaman sampai hukuman mati.
Korban Meregang Nyawa Lewat Pisau Bayonet
Baca Juga: Tak Ada Gangguan Psikologis, Polisi Pastikan Proses Hukum Tersangka Mutilasi di Sleman Berlanjut
Dari proses rekonstruksi diketahui bahwa pembunuhan tersebut dilakukan secara berencana. Hal itu terlihat dari pelaku HP (24) sudah membawa sejumlah alat untuk menghabisi nyawa korban AI.
Tri mengatakan, tersangka sempat membeli gergaji di toko bangunan, dan sudah membawa pisau bayonet, pipa besi serta cutter. Alat-alat itu selanjutnya digunakan oleh tersangka dalam melakukan aksinya di wisma ini terhadap korban.
"Dia menggunakan paralon besi memukul pada tengkuk korban. Gergaji untuk potongan besar seperti tulang, kemudian cutter untuk memotong bagian daging tubuhnya. Bayonetnya untuk menggorok," ucapnya.
Korban yang dihantam pipa besi tidak seketika meninggal dunia. Tetapi, diduga pukulan itu membuat korban tidak berdaya, sehingga korban tidak mampu berteriak atau meminta pertolongan. Ini yang kemudian ditengarai menyebabkan penjaga wisma tak mengetahui kejadian yang menimpa korban AI.
Usai memukul korban dengan paralon besi sebanyak dua pukulan, korban ditusuk dan digorok lehernya oleh tersangka, menggunakan pisau bayonet. Dari hasil pemeriksaan forensik, besar dugaan tindakan inilah yang kemudian menyebabkan korban meninggal dunia. Selanjutnya, tersangka memutilasi korban menjadi 62 potongan kecil dan tiga potongan besar.
Koordinator jaksa Kejaksaan Negeri Sleman, Budhi Purwanto, mengatakan, sebagai Jaksa Penuntut Umum pihaknya mendapat keuntungan telah diundang dalam rekonstruksi.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
Sempat Molor, Revisi Permendag Nomor 8 Akhirnya Terbit
-
Ada Evaluasi, Ini 52 BUMN yang Dilarang Danantara Rombak Jajaran Direksi
-
Siapa Patricio Matricardi? Pemain Berbandrol Rp6 M yang Dirumorkan ke Persib
-
5 Mobil Lawas Rp30 Jutaan: Barang Sejuta Kenangan, Performa Tak Lekang Jaman
-
Kejanggalan Status Kewarganegaraan Mees Hilgers, Media Belanda Ungkap Hal Mengejutkan
Terkini
-
Wabup Sleman Bicara Hari Lingkungan Hidup: Jangan Cuma Seremoni, Ini Aksi Nyata yang Diusulkannya
-
Sleman Kebanjiran Sampah? DLH Akui Hanya Mampu Olah Seperlima, Ini Solusi yang Ditawarkan
-
Sleman Paling Banyak, KUR Rp1,95 Triliun Mengalir ke UMKM DIY, Siapa Saja Penerimanya?
-
PP Kontroversial Prabowo: JC Bisa Bebas Bersyarat, Pukat UGM Wanti-Wanti Potensi 'Korupsi Peradilan'
-
Peluang Cuan di Awal Pekan! Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini, Langsung Masuk ke Dompet Digital Kamu