SuaraJogja.id - Tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Hal itu terungkap dalam rilis di Mapolresta Sleman, Kamis (4/5/2023).
Wakasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Eko Haryanto, mengungkap bahwa peristiwa keji itu enimpa seorang perempuan berusia 17 tahun, berlangsung sejak 2016 sampai dengan 22 September 2022.
Pelakunya adalah lelaki lansia berusia 53 tahun berinisial CSM.
Sementara itu, korban merupakan murid mengaji tersangka. Awalnya, tersangka nekat memegang bagian vital korban dan berujung menyetubuhi korban.
"Korban bercerita kepada orangtuanya selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke UPTD PPA Sleman. Didampingi UPTD Sleman, kasus ini dilaporkan ke Kepolisan," tuturnya.
Eko menambahkan, sampai saat ini ada empat orang korban tengah dimintai keterangan kasus dengan tersangka yang sama. Selain itu ada enam orang lainnya sedang dalam asesmen UPYD PPA dan Kementerian Sosial.
Kakek CSM diancam KUH Pidana Pasal 81 dan Pasal 82 UU RI No. 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Ril No.23 Th 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman pidana minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun.
CSM yang ditanyai oleh wartawan, tak menjawab tegas kala ditanyai jumlah korban yang sudah ia cabuli maupun disetubuhi.
"[Korbannya banyak ya?] Terima kasih. [Jumlah] itu lewat media, silakan monggo," kata dia.
Baca Juga: Seorang Tahanan Kasus Pencabulan Kabur dari Polsek Lingga Akhirnya Ditangkap di Medan
CSM juga malah menyebutkan sejumlah penyakit yang sedang ia derita dan menyebut bahwa orang tua salah satu korban turut merawat dirinya. Ia sendiri bersama ayah korban juga dijelaskan oleh CSM sebagai perintis dari aktivitas mengaji itu. Karena sebelumnya tak ada aktivitas mengaji di sana.
"Yang ngajari [mengaji] selama ini bapaknya dan rekan-rekan. Rumah saya cuman ketempatan. Rumah saya yang untuk ngaji itu cuma sekitar 3x4 meter," lanjut dia.
Menurut dia, setiap hari ada lebih kurang 200 orang yang datang untuk mengaji di sana, namun perlahan berkurang karena banyak yang sudah 'khatam'. Satu kali mengaji, tiap orang mendapat waktu kurang dari lima menit, ujar CSM.
Menjadi guru mengaji sejak 2007 hingga 2022, CSM berdalih dirinya kaget saat mendapat panggilan dari kepolisian.
"Sampai sekarang saya tidak bisa dipertemukan, tahu-tahu saya dapat panggilan. Saya tanya masalahnya masalah apa, mbok dipertemukan biar semua jelas. Saya minta dipertemukan kedua belah pihak, RT RW dan keamanan setempat. Tapi dia menolak karena ada RT RW yang mewakilkan," terangnya.
Terpisah, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo saat ditemui, mengaku prihatin atas kejadian ini. Ia menyatakan terus berkoordinasi dengan masyarakat, keluarga, agar mereka memperhatikan anak-anak yang mengaji.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Dominasi Total, PSS Sleman Bungkam Persipal di Kandang Lawan: Taktik Jitu Bawa 3 Poin Penuh
-
Bukan Sekadar Makanan! Bupati Kulon Progo Ungkap Kunci Utama Atasi Stunting
-
Remaja Dianiaya karena Dikira Klitih di Bantul, Pelaku Berjaket Ojol?
-
Kisah Pilu Transmigran Eksodus: Kembali ke Yogyakarta, Hadapi Jalan Rusak dan Longsor
-
Ingin Saldo DANA Gratis Hingga Rp500.000? Begini Cara Klaim DANA Kaget Khusus untuk Warga Jogja