Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 28 Mei 2023 | 15:45 WIB
Potret Merapi dari Bukit Klangon (Dok. Pribadi/ Rion Nofrianda)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ratusan luncuran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 19-25 Mei 2023.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 236 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng dan Kali Boyong] dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (28/5/2023).

"Suara guguran terdengar 25 kali dari pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," imbuhnya.

Baca Juga: Selasa Pagi, Gunung Merapi Keluarkan 15 Kali Guguran Lava Pijar

Ia menuturkan dari hasil analisis morfologi kubah lava dari Stasiun kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan 2. Pada kubah barat daya teramati perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava.

Untuk kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan survei drone tanggal 17 Mei 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.372.800 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.337.300 meter kubik.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan. Dalam pekan ini tercatat 26 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 72 kali gempa Fase Banyak (MP), 2 kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 876 kali gempa Guguran (RF), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).

"Secara umum intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ujarnya.

Untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM. Pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,1 cm per hari.

Baca Juga: Pasca Guguran Lava Pijar di Jumat Pagi, Aktivitas Gunung Merapi Malam Ini Tetap Tinggi

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

Load More