SuaraJogja.id - Polisi berhasil meringkus dua pelaku pembobolan ATM di Kota Yogyakarta. Dua pria berinisial LP (35) dan PS (55) itu merupakan warga negara asing (WNA) asal Bulgaria.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada menuturkan dua pelaku tersebut tiba di Indonesia pada 13 Juni 2023 lalu. Mereka diketahui masuk ke Indonesia menggunakan visa wisata.
"Berdasarkan bukti paspor dan keterangan dari pelaku, mereka menggunakan visa wisata untuk datang ke Indonesia," kata Archye saat ungkap kasus di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (27/6/2023).
Sejak kedatangannya ke Indonesia, dua pelaku tersebut sudah sempat melancarkan aksinya di sejumlah lokasi. Sebelum ke DIY, mereka diketahui sempat mampir ke Kalimantan dan Sumatera.
Sedangkan untuk aksi di luar Indonesia sendiri, Archye menuturkan masih akan dilakukan penyelidikan. Sementara ini aksi kedua pelaku itu baru termonitor di Indonesia saja.
Namun memang dalam penerbangan pun, disampaikan Archye sebelum mereka sampai ke Indonesia. Para pelaku sempat transit ke Turki terlebih dulu.
"Selain melancarkan aksinya di wilayah DIY, diduga pelaku juga melancarkan aksinya di luar wilayah DIY. Dari hasil keterangan ada di kalimantan dan sumatera. Jadi untuk pelaku tersebut merupakan sindikat internasional dan pelaku lintas negara," terangnya.
Di DIY pun, kata Archye, kedua pelaku pun sudah beraksi di beberapa titik. Mulai dari Sleman, Bantul hingga Kota Yogyakarta.
"Baru setelah melancarkan aksinya di wilayah Jogja ini bisa kita amankan di Klaten," ucapnya.
Baca Juga: Detik-detik Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto Ditodong Pistol saat Pulang dari ATM
Diungkapkan Archye, dari hasil kejahatan bobol ATM tersebut para pelaku dapat meraup uang tunai sebesar Rp195 juta. Uang tersebut sebagian sudah digunakan untuk kepentingan pribadi dan ditransfer ke rekening lain.
"Sebagian masih ada senilai Rp41 juta, yang sebagian untuk kepentingan pribadi, sebagian sudah ditransfer ke salah satu rekening yang saat ini kita laksanakan penyelidikan untuk kita tindaklanjuti," tuturnya.
"Intinya perkara tersebut masih kita kembangkan, masih kita laksanakan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari sindikat lainnya," tegasnya.
Atas kejadian ini terhadap pelaku dikenakan pasal terkait ilegal akses UU ITE sesuai Pasal 30 jo Pasal 46 dan atau Pasal 32 jo Pasal 48 ayat 1 terkait tentang informasi dan alat transaksi elektronik dengan. Ancaman maksimal 9 tahun penjara dan denda paling banyak Rp3 miliar.
"Lalu pasal Subsider tindak pidana pencurian pemberatan atau curat pasal 363 kuhpidana ancaman 7 tahun penjara," cetusnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Tak Ada Bukti Nikmati Rp1 Pun, Tim Hukum Mantan Bupati Sleman Sayangkan Penahanan Sri Purnomo
-
Momentum Pasar Godean Bangkit: Setelah Direvitalisasi Total, Pedagang Optimis Tatap Masa Depan
-
Sinyal Kuat Kejari: Sri Purnomo Tak Sendiri, Jaringan Korupsi Dana Hibah Sleman Dibongkar
-
Miris! 7.100 Warga Penerima Bansos di Jogja Terindikasi Terjerat Judol
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan