SuaraJogja.id - Pemda DIY didesak untuk segera membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kebijakan itu perlu segera direalisasikan mengingat berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasi klitih atau kejahatan jalanan namun tidak juga menampakkan hasilnya. Kasus klitih terus saja terjadi hingga saat ini dan mengakibatkan jatuhnya korban.
"Sekarang sleman bagian selatan dan Bantul utara yang padat penduduk jelas butuh ruang terbuka hijau karena banyak kasus klitih terjadi disana," ujar. Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto disela kunjungan RTH Taman Bung Karno di Desa Sukasada, Buleleng, Senin (03/07/2023).
Menurut Eko, belajar dari Taman Bung Karno, keberadaan RTH mewadahi kreativitas generasi muda. Sebab selama ini permasalahan sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan menjadi penyebab terjadinya kejahatan jalanan.
Angka kemiskinan di DIY sampai saat ini masih mencapai 11,04 persen. Sedangkan pengangguran terbuka 4,06 persen dan gini ratio (kesenjangan) angkanya mencapai 0,439.
Baca Juga: Wali Kota Tangsel Resmikan Alun-alun Kecamatan Pamulang untuk Penuhi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
"Masalah kejahatan jalanan dapat diselesaikan dengan solusi kebijakan pembangunan [rth] yang tepat," ujarnya.
Pemda DIY, lanjut Eko bisa melibatkan banyak stakeholder untuk membangun RTH. Tak hanya Dinas Lingkungan Hidup, pihak swasta seperti pekerja seni pun bisa dilihatkan untuk membangun RTH yang berkelanjutan.
Contohnya yang dilakukan Pemkab Buleleng yang justru melibatkan pematung asal Bantul, Yogyakarta, Rinta Irvanda yang membuat patung Bung Karno setinggi 8 meter yang pernah dikunjungi Presiden Jokowi. Selain itu melibatkan para seniman lokal dan generasi muda dalam berbagai pertunjukan yang digelar di RTH.
"ini bisa jadi inspirasi bagi pemda diy untuk lebih banyak sediakan dan bangun ruang terbuka hijau bagi masyarakat," tandasnya.
Eko menambahkan Perda DIY Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, dan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum yang didalamnya mengatur tertib pendidikan, juga menjadi sangat strategis untuk menjalankan pendidikan karakter bagi anak dan remaja. Namun dalam penyelesaian beragam masalah, menurut Eko membutuhkan konsolidasi antar lembaga, juga termasuk konsolidasi regulasi yang telah ada.
Baca Juga: Pemprov DKI Targertkan 30 Persen Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Sosialisasi peraturan dan kerja sama antar lembaga, seperti institusi pendidikan formal dengan keluarga juga penting untuk terus dibangun, termasuk penanaman pendidikan karakter bagi anak maupun remaja. Hal ini bisa menjadi solusi kebijakan untuk mengatasi fenomena melemahnya nilai-nilai budaya yang hilang, atau terkikisnya kearifan lokal di tengah masyarakat.
Berita Terkait
-
MS Seven Seas Voyager Sandar di Celukan Bawang, Perkuat Citra Buleleng Akan Destinasi Kapal Pesiar
-
Bird Sanctuary PIK2: Oase Hijau di Tengah Pesatnya Pembangunan Pesisir Jakarta
-
Banyu Wana Amertha Waterfall, Pesona Wisata Air Terjun di Buleleng Bali
-
Tebet Eco Park, Tempat Jogging dengan View Cantik di Tengah Kota Jakarta
-
Taman Remaja, Oase Hijau di Tengah Kota Jambi
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin