SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengklaim kebijakan zero sampah anorganik sudah berjalan efektif. Dibuktikan dengan pengurangan sampah yang mencapai 100 ton per hari.
"Sudah (efektif). Jadi Kota Jogja itu kan sudah bisa mengurangi sampah sampai dengan 80-90 ton per hari malah 100 ton dari 310 ton sekarang 210 ton (produksi sampah harian). Itu kita juga lakukan dengan menekan zero anorganik," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat dihubungi, Minggu (23/7/2023).
Diketahui bahwa warga Kota Yogyakarta sudah diminta untuk memulai gerakan zero sampah anorganik sejak 1 Januari 2023 lalu. Gerakan itu diperkuat dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Wali Kota Yogyakarta Nomor 660/6123/SE/2022 tentang gerakan zero sampah anorganik.
Kendati demikian, disampaikan Singgih, selain terus berfokus menekan angka produksi sampah anorganik. Pihaknya turut menyoroti pengelolaan sampah organik.
"Nah yang kemudian perlu didorong, kalau sampah anorganik bisa didaur ulang, yang plastik dan sebagainya, yang perlu didorong lagi adalah sampah organik ini. Kemudian bisa dilakukan pengurangan," tuturnya.
Ia menyebut produksi sampah organik tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Mengingat saat ini sampah organik menyumbang produksi sampah terbesar di Kota Jogja.
"Mereduksi sampah itu misal paling banyak sisa makanan. Itu yang kemudian harus diedukasi, mengurangi sampah makanan itu kemudian bisa dilakukan dengan ambil secukupnya. Ini budaya juga, kalau kurang nambah tapi jangan sampai menyisakan. Ini edukasi untuk jangka panjang," ungkapnya.
"Masak juga tidak berlebihan. Itu yang kemudian bisa dilakukan disamping ada upaya-upaya jangka pendek, mitigasi kedaruratan ini, hal yang mendesak ini untuk kemudian bisa lakukan," imbuhnya.
Singgih menuturkan sebenarnya ada banyak cara terkait dengan pengelolaan sampah. Tidak hanya anorganik tapi juga sampah organik.
Baca Juga: TPA Piyungan Ditutup karena Lebihi Kapasitas, Pemerintah Daerah Diminta Kelola Sampah Secara Mandiri
Ke depan pihaknya akan semakin menggencarkan edukasi kepada masyarakat. Termasuk mendorong setiap kalurahan untuk dapat mandiri dalam pengolahan sampah.
"Ke depan kita dorong untuk bagaimana kelurahan ini bisa mandiri pengolahan sampah, yang kemudian punya lahan kemudian pengolahan sampah bisa dilakukan di level kalurahan dan selesai di situ. Saya kira akan semakin lebih ringan penanganan sampah di kota," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon