SuaraJogja.id - Sabtu (22/7/2023) Sesosok lelaki berambut panjang ditutupi topi bundar nampak duduk termenung di trotoar pembatas jalan di barat stadion Mandala Krida Kota Yogyakarta. Di dekatnya ada gerobak sampah penuh muatan yang diikatkan dengan sepeda motor Honda Grand bututnya.
Lelaki 'dekil' ini nampak termenung memandangi Depo penampungan sampah yang ada di seberang sebelah barat Stadion Mandala Krida. Dia nampak tak menghiraukan Hilir mudik warga yang membawa bungkusan sampah dan meletakkan di Depo Sampah tersebut.
Pandangan matanya nampak kosong dan sepertinya tengah berpikir keras. Bagaimana tidak, dia bakal kehilangan mata pencahariannya selama 1,5 bulan usai pemerintah menyatakan menutup sementara Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.
Dia mengaku sudah 1,5 jam termenung didekat Depo sampah tersebut. Dia tak langsung membuang sampah yang ada di atas geropaknya. Tidak ada gairah lagi untuk bekerja sehingga dia hanya memilih untuk duduk-duduk di dekat Depo sampah ini.
Baca Juga: TPST Piyungan Kembali Ditutup, Sampah di Kota Jogja Membludak
Lelaki yang tenar dengan panggilan Gonteng ini mengaku bingung hendak mendapat uang dari mana untuk menghidupi keluarganya. Karena satu-satunya mata pencahariannya adalah memungut dan kemudian mengangkut sampah dari rumah tangga menuju ke Depo sampah di Mandala Krida ini.
"Lha kalau ditutup terus nanti saya buangnya di mana?"ujar lelaki kelahiran 1957 ini.
Pria yang tinggal di Glagahsari ini sejak tahun 1989 ini telah bekerja memungut dan membuang sampah di seputaran Glagahsari hingga Kalurahan Tahunan. Kini setidaknya ada 100 pelanggan rumah tangga yang harus tiap hari ia datangi dan diambil sampahnya.
Meski penghasilannya tidak tetap setiap harinya, namun dia berusaha melayani konsumennya dengan sepenuh hati. Tak pernah dia memasang tarif kepada para pelanggannya, semua hanya sukarela berdasarkan keikhlasan pemilik sampah tersebut.
"Sekarang bingung. Bagaimana saya menjaga pelanggan kalau di Depo ini (Mandala Krida) saja ditutup. 1,5 bulan itu cukup lama,"terang dia.
Baca Juga: Limbah Lindi TPST Piyungan Meluber, Begini Respon Pemda DIY
Gonteng akhirnya hanya bisa pasrah dengan nasib yang harus ia alami. Karena ia tidak sendirian, di Depo Sampah seberang barat Stadion Mandala Krida ada sekitar 70 pemungut dan pembuang sampah seperti dirinya yang nampaknya nasibnya bakal sama.
Berita Terkait
-
Profil dan Kekayaan Azealia Banks, Penyanyi AS Kritik Indonesia Tempat Sampah Dunia
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
-
Lebaran Meninggalkan Sampah? Ini Cara Membersihkan dan Mengelolanya
-
Sampah Lebaran: Masalah Lama, Belum Ada Solusi
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia