Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 28 Juli 2023 | 16:03 WIB
Pengunjung melihat tenant Pasar Kangen di TBY yang dibuka, Kamis (27/07/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id -  Festival kuliner tradisional Pasar Kangen kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (27/07/2023). Digelar selama sepuluh hari kedepan hingga 5 Agustus 2023, ada yang berbeda dari Pasar Kangen tahun ini.

Seiring darurat sampah jadi persoalan di DIY, termasuk di Kota Yogyakarta, Pasar Kangen tahun ini mencanangkan program peduli sampah. Para pengunjung yang datang menikmati beragam kuliner tradisional dilarang untuk sembarangan membuang sampah.

"Kami sudah merencanakan acara pasar kangen lama tiba-tiba ada kasus sampah ini. Kita coba meminimalisir sampah baik pengunjung maupun peserta," ungkap  Ketua panitia Pasar Kangen, Ong Hari Wahyu, Kamis Sore.

Selain pengunjung yang peduli sampah, sebanyak 170 peserta Pasar Kangen yang terdiri dari 85 kuliner dan 85 klithikan atau penjual barang-barang kuno pun wajib mematuhi aturan minim sampah. Panitia bekerjasama dengan tenant untuk mengurangi sampah dengan cara menggunakan papan nama dengan bahan ramah lingkungan alih-alih digital printing.

Baca Juga: TPST Piyungan Ditutup, Pemda DIY Siapkan Lahan Pengganti Sementara di Sleman

Selain itu tenant wajib menggunakan kemasan makanan yang ramah lingkungan. Mereka dilarang menggunakan styrofoam namun diminta menggunakan daun pisang atau bahan sejenis.

"Papan nama ditulis tangan seperti tampah, bambu, dan lainnya. Juga dilarang menggunakan digital printing," jelasnya.

Panitia juga bekerjasama dengan warga sekitar untuk menangani persoalan sampah. Dengan anggaran lebih dari Rp 20 juta, pengelolaan sampah dilakukan di Pasar Kangen.

Diharapkan Pasar Kangen yang mengusung tema 'Gandeng Gendong' ini bisa menjadi festival kuliner dan barang antik untuk peduli lingkungan meski jumlah pengunjung yang hadir cukup besar. Apalagi kehadiran festival tersebut selalu ditunggu masyarakat dan wisatawan setiap tahunnya.

"Pasar kangen yang menjual jajanan tradisional yang jarang kita temui sehari-hari ini selain merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan juga menjadi ajang peduli lingkungan," tandasnya.

Baca Juga: Sehari Penutupan TPST Piyungan, Tumpukan Sampah di Kota Jogja Mulai Terlihat

Selain menghadirkan wisata kuliner, selama sepuluh hari kedepan pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai pertunjukan tradisional dari berbagai daerah di Yogyakarta. Juga  performance art dari seniman-seniman di Yogyakarta. 

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More