SuaraJogja.id - Musim kemarau yang panjang akibat dampak El Nino yang diprediksi terjadi hingga awal 2024 mendatang tak hanya membuat kekeringan meluas di DIY. Ancaman penyakit pun mulai bermunculan, salah satunya psoriasis.
Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada kulit. Gejala umumnya termasuk bercak merah dengan sisik perak yang terasa gatal dan terkelupas yang salah satunya disebabkan cuaca ekstrim seperti panas atau yang berlebihan.
"Psoriasis atau gangguan epidemis kulit ini prevalensinya sudah 2,5 persen kalau di indonesia. Selain stres, faktor lingkungan [kemarau] misalnya cuaca panas seperti sekarang ini,"ujar Seksi Standarisasi Bidang Pelayanan Kesehatan Dina Kesehatan(dinkes) DIY, Fitri Indah Kurniawati disela pertemuan dengan para penyintas Psoriasis di Yogyakarta, Sabtu (30/09/2023).
Penyakit ini, menurut Fitri banyak diderita masyarakat usia produktif pad usia 15 hingga 30 tahun. Namun bisa juga muncul kasus penyakit itu di usia lanjut.
Karena muncul di usia produktif maka perlu deteksi dini, upaya preventif dan pengobatan optimal. Dengan demikian tidak mengurangi kualitas hidup.
"Karena kan masa-masa yang produktif ya, karena kalau kumat kan tidak bisa bekerja sehingga kualitas hidupnya turun," ujarnya.
Sementara salah seorang penyintas Psoriasis, Claudya al Feni mengaku kemarau berkepanjangan yang terjadi saat ini seringkali memperparah sakitnya. Kulitnya yang sangat sensitif tidak bisa menerima udara yang sangat kering dan akhirnya kulitnya mengeluarkan ruam, gatal, bahkan perih.
"Saya sudah sakit psoriasis ini sejak 2016 dan tidak terpapar panas yang tinggi atau dingin yang berlebihan. Saat musim kemarau panjang ini saya akhirnya tidak boleh banyak keluar ruangan padahal masih kuliah," ungkapnya.
Penurunan kualitas hidup, lanjut Claudya sangat dirasakannya. Sebagai warga di usia produktif, dia mengalami kendala untuk bisa memaksimalkan potensi diri. Apalagi bila ada perundungan dari orang lain yang berkomentar negatif akan penyakit yang dideritanya.
Baca Juga: Kemarau Panjang di DIY Akibatkan Gagal Panen, Pemda Kebut Sitangki
Mahasiswi Program Magister Psikologi UMBY ini mengaku beberapa mengalami perundungan secara verbal. Dia disebut korengan dan ada orang yang tidak mau mendekat padanya.
Awalnya Claudya merasa rendah diri karena penyakit kulit tersebut. Namun saat ini dia terus berusaha berdamai dengan penyakitnya tersebut dan mengobatinya dengan optimal.
"Saya sempat khawatir, setelah lulus kan harus kerja. Bagaimana lingkungan sosial saya nanti melihat penyakit saya meski tidak menular. Tapi saat ini saya coba menerima keadaan saya, dan keluarga juga sangat mendukung," tandasnya.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin ERHA Clinic Indonesia, Cindy Cekti mengungkapkan cuaca ekstrim di iklim tropis seperti Indonesia memang sangat berpotensi meningkatkan angka kasus Psoriasis. Apalagi kasus penyakit tersebut seringkali terlambat terdeteksi.
"Kadang hanya dianggap ruam biasa padahal autoimun. Baru ketahuan setelah masuk rumah sakit atau klinik karena keluhan wajah," paparnya.
Karenanya Cindy meminta masyarakat untuk segera memeriksakan diri bila mengalami gejala-gejala Psoriasis, terlebih di musim panas ini. Dengan demikian bisa segera didiagnosa dan diberikan obatnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau
-
Banding Kasus TKD Maguwoharjo: Jogoboyo Edi Suharjono Lawan Vonis Berat