Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 03 Oktober 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi droping air: Warga Kramatwatu mengantre isi air saat droping air bersih yang dilakukan pihak swasta bersama polsek setempat. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut ancaman dampak kemarau panjang mengintai masyarakat. Hingga saat ini saja sudah ada ada puluhan kapanewon di DIY yang terdampak kekeringan.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andy Aryanto merinci sejumlah daerah yang sudah terdampak kekeringan di antaranya yakni Kabupaten Gunungkidul ada 16 Kapanewon atau 63 Kalurahan. Lalu untuk si Kabupaten Bantul sebanyak 7 kapanewon atau di 12 Kalurahan.

Kemudian di Kulon Progo ada 7 Kapanewon atau 7 Kalurahan. Sedangkan Kabupaten Sleman ada 3 kapanewon atau 91 kalurahan.

"Total DIY 33 kapanewon, 91 Kalurahan," kata Lilik, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga: Banyak Kecamatan Terdampak Kekeringan, BPBD Kabupaten Bandung Salurkan 1,3 Juta Liter Air

Lilik khawatir suplai air bersih di sejumlah wilayah lain juga akan terdampak. Pasalnya kemarau yang masih diprediksi akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

"Kalau kemarau ini mengakibatkan suplai air PAM terganggu mungkin bisa meluas tapi belum [terjadi]," imbuhnya.

Bantuan air bersih terus digelontorkan sebagai salah satu upaya penanganan dampak kekeringan. Dari catatan sejauh ini air bersih ke Kabupaten Gunungkidul sudah terdistribusi sebanyak 2.470 tangki, lalu disusul Kabupaten Bantul 495 tangki, Kulon Progo 103 tangki, dan Sleman sebanyak 18 tangki.

Sebenarnya, diungkapkan Lilik, ada upaya jangka panjang yang bisa dilakukan untuk persoalan ini. Dalam hal ini melakukan sosialisasi panen dan konservasi air.

"Tujuan panen air ini adalah menyediakan tampungan air bersih saat curah hujan menurun. Dengan gerakan memanen air hujan," ungkapnya.

Baca Juga: 350 Hektare Sawah Kekeringan di Lumajang, Kementan Siap Atasi dengan Infrastruktur

Selain upaya-upaya tadi, pemanfaatan sungai bawah tanah sebagai sumber air pun bisa dilakukan. Termasuk juga pengeboran sumur baru hingga pemeliharaan embung atau telaga, serta saluran irigasi.

Load More