SuaraJogja.id - Sejumlah pantai di Gunungkidul tercemar minyak. Di sepanjang tepian pantai ditemukan gumpalan-gumpalan mirip gelembung sabun berwarna hitam. Jika mengenai pakaian ataupun kulit akan lengket.
Bau minyak yang menyengat membuat aroma di tepian pantai kurang nyaman. Para pengunjung pun nampak berusaha menghindarinya agar tidak mengenai baju ataupun kulit mereka. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan pengunjung.
"Peristiwa ini terlihat di pantai Krakal, Slili, Kukup kemudian Pantai Mesra. Warga menduga pantai mereka tercemar solar ataupun oli,"ujar Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah 2, Surisdiyanto, Minggu (8/10/2023).
Surisdiyanto menuturkan dugaan pencemaran lingkungan oleh limbah tersebut mulai terlihat pada Sabtu (7/10/2023). Saat itu sejumlah warga melaporkan adanya gumpalan-gumpalan hitam yang menepi.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Warga Keluhkan Bantuan Sumur Bor di Gunungkidul yang Tidak Berfungsi
Warga yang penasaran kemudian mendekati dan mengambil gumpalan tersebut. Terlihat jelas jika gumpalan tersebut mirip dengan aspal dipencet. Aromanya pun mirip dengan aspal ataupun olie.
Pihaknya telah menghimbau kepada wisatawan untuk berhati-hati karena ketika menempel di pakaian ataupun kulit bakal lengket dan sudah dihilangkan.
"Kami menduga ada tumpahan minyak di laut lepas,"ujarnya.
Terpisah, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono mengatakan, benda asing itu ditemukan di pinggiran pantai bercampur dengan pasir sejak kemarin, Sabtu (7/10/2023). Benda asing tersebut sempat terinjak-injak pengunjung.
"Gumpalan hitam itu kalau terinjak akan lengket,"ujarnya.
Baca Juga: Bahagianya Warga Menikmati Derasnya Aliran Air dari Sumur Bor yang Diresmikan Prabowo di Gunungkidul
Dia menyebut bentuknya seperti gumpalan hitam kalau terkena panas akan mencair dan mengeluarkan bau mirip solar. Untuk jumlahnya awalnya tidak begitu banyak namun kini banyak.
Untuk sumber dugaan limbah berasal dari mana, Marjono mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan. Namun, dirinya menduga benda asing itu berasal dari tengah laut kemudian menepi ke tepian pantai.
"Itu kayaknya dari tengah laut yang kemudian menepi ke sini. Kalau dari darat tidak mungkin,"tuturnya.
Dugaan pencemaran limbah di laut tersehut semakin kuat karena cukup banyak biota yang mati. ikan kecil-kecil ataupun juga kepiting laut yang ukurannya kecil ternyata mati diduga keracunan limbah minyak tersrbut.
Kini pihaknya masih berupaya mengumpulkan gumpalan-gunpalan tersebut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelidiki dugaan pencemaran tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim lapangan untuk mengecek lokasi dan sample air.
"Pastinya akan kami lakukan pencermataan, untuk melihat apakah ekosistem dan biota laut ikut terganggu atau tidak,"ujar dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka
-
Motif Penumpang Begal Driver Ojol di Kalasan, Terlilit Utang Pinjol
-
Kiprah Sultan HB II di Jogja, Seminar Nasional Bakal Ungkap Perlawanan dan Pemikirannya