SuaraJogja.id - Pemda DIY meminta Pemkot Yogyakarta serius menangani masalah sampah. Hal ini menyusul tumpukan puluhan ton sampah yang meluber di depo sampah Jalan Merbabu, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Sampah tersebut baru diangkut petugas pasca viral di sosial media (sosmed).
"Kota [jogja] itu kan juga sudah berjalan ada edukasi dan pemilahan tapi kan belum optimal. Sehingga secara fisik dan kasatmata itu numpuk di mana-mana," papar Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (09/10/2023).
Menurut Beny, menumpuknya sampah di Kota Yogyakarta terjadi akibat desentralisasi pengolahan sampah belum berjalan secara optimal. Masyarakat tidak memiliki tempat pembuangan sampah karena pembatasan di depo.
Padahal Pemda sudah meminta Pemkot Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul atau Kartamantul untuk mewujudkan desentralisasi pengolahan sampah di masing-masing wilayah. Kebijakan itu diberlakukan karena sampah yang dibuang ke TPST Piyungan tidak pernah dilakukan pengolahan oleh masing-masing wilayah.
"Kita minta kartamantul pun diminta untuk mewujudkan desentralisasi pengolahan sampah pada januari 2024 dengan mengolah sampahnya secara mandiri," tandasnya.
Beny juga meminta Pemkot serius mempersiapkan TPST di wilayah Nitikan. Apalagi TPST tersebut dibangun tanah kas desa dan sudah mendapat izin dari Gubernur DIY.
Teknis pembangunannya termasuk pilihan teknologi pemusnah dan pengolah sampah yang akan diadopsi, diserahkan pada Pemkot. Namun Pemkot Yogya harus bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan pada masyarakat sekitar.
"Jadi harus mengkonsolidasi masyarakat di situ tidak terdampak, kan harus sampah yang diolah sehingga tidak menimbulkan dampak yang berat," tandasnya.
Pemda DIY, lanjut Beny tidak akan ikut campu kabupaten/kota untuk mengolah sampahnya secara mandiri. Sebab merekalah yang tahu kondisi masing-masing.
Baca Juga: Terapkan Tema Paskah Tahun Ini, Gereja Santo Antonius Kotabaru Tak Gunakan Plastik untuk Dekorasi
"Nanti kita lihat 2024 sudah desentralisasi penuh. Tiap wilayah punya trial atau uji cobanya dengan caranya masing-masing," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik