Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 18:20 WIB
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (14/3/2023). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko].

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mencatat ratusan luncuran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 13-19 Oktober 2023.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 207 kali ke arah selatan hingga barat laut," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (21/10/2023).

Luncuran itu meliputi 54 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.600 meter, 151 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter, 1 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh 1.500 meter dan 1 kali ke hulu Kali Senowo sejauh maksimal 800 meter Suara guguran terdengar 24 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.

Baca Juga: Viral Monyet Masuk Perkampungan Warga, BPBD Sleman Sebut Bukan Sekali Ini Terjadi

Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit penambahan ketinggian kubah serta perubahan akibat aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 28 September 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.097.700 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.500 meter kubik," tuturnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa fase banyak yang mencapai 2.172 kali. Disusul gempa guguran 830 kali, gempa vulkanik dangkal 1 kali, 5 kali gempa Tektonik dan 1 kali gempa Frekuensi Rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih tinggi. Terutama gempa MP (fase banyak) yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 km dari puncak," ucapnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,2 cm per hari.

Baca Juga: Masih Ikut Rakernas PDIP, Ganjar Batal Lari 10 Km di Trail Run UGM

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

Load More