SuaraJogja.id - Masa kampanye untuk Pemilu 2024 sudah di depan mata. Perangkat desa hingga kepala desa dituntut untuk tetap bisa menjaga netralitas dalam pesta demokrasi mendatang.
Sekretaris Bidang Reformasi Birokrasi Kalurahan dan Urusan Keistimewaan Nayantaka DIY Wahyu Nugroho mengimbau para lurah untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran untuk terlibat oleh salah satu kelompok. Mengingat bukan tidak mungkin para lurah akan didekati parpol maupun caleg dalam masa kampanye nanti.
"Nah itukan tinggal pandai-pandainya lurah menempatkan diri. Karena lurah pada dasarnya adalah pilihan dari berbagai elemen masyarakat yang bisa jadi terdiri dari beberapa tokoh dari beberapa partai politik," ujar Wahyu ditemui di Monjali, Sabtu (28/10/2023).
"Sehingga ketika lurah cenderung memilih kepada salah satu partai politik itu justru akan menurunkan elektabilitasnya sebagai lurah itu sendiri," sambungnya.
Maka dari itu, para lurah diminta bisa tetap teguh menaati aturan yang ada. Terlebih bisa menjadi payung bagi seluruh elemen dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Sehingga posisi di sini lurah harus tetap bisa menjadi seorang tokoh yang mempunyai satu panji yaitu panji kesederhanaan dan panji yang memayungi semua elemen yang ada di masyarakat baik itu agama, politik maupun berbagai masalah yang lain," tegas pria yang juga Lurah Sambirejo, Prambanan itu.
Di DIY sendiri setidaknya ada 392 lurah yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota. Netralitas lurah sebagai pemangku keistimewaan harus terus dijaga dalam pesta demokrasi nanti.
"Kami sebagai pemangku keistimewaan yang notabenenya adalah tokoh masyarakat di tingkatan yang paling bawah memang harus bisa mencegah polaritas, bisa menjaga keamanan, kenyamanan warga masyarakat," tuturnya.
Tidak dipungkiri bahwa ada banyak kelompok atau pilihan politik yang berbeda di tengah masyarakat. Sehingga di sini peran lurah dituntut agar semua tetap berjalan damai dan kondusif.
Baca Juga: Polda DIY Pastikan Siap Amankan Masa Kampanye Pemilu 2024
"Kita mengetahui bahwasanya di dalam lingkup masyarakat itu terdiri dari beberapa pedukuhan dan setiap padukuhan itu bisa saja punya komitmen masing-masing dengan berbagai partai politik," ucapnya
"Sehingga kita sebagai lurah harus bisa mendamaikan seluruh elemen di antara partai politik itu yang berada di masing-masing padukuhan ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang ada di antara kalurahan," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Proyek Tol Jogja-Solo Sentuh Ring Road Kronggahan, Bagaimana Dampaknya ke Lalu Lintas?
-
Bansos Kulon Progo Bocor? Modus Judi Online Terungkap, NIK Penerima Disalahgunakan
-
Dari Irigasi Kumuh ke Jalur Rafting: Gerakan Pemuda Sleman di Selokan Mataram Ini Inspiratif
-
Sultan HB X Tak Mau Komentari Figur Menteri, Tapi Ungkap Satu Harapan Ini untuk Prabowo
-
Sri Mulyani 'Ditendang' Demi Muluskan Ambisi Prabowo? Ekonom UGM Beberkan Strategi di Balik Reshuffle Kabinet