SuaraJogja.id - Sebagai respon solidaritas tragedi kemanusiaan di Palestina, MUI menyerukan boikot produk Israel yang selama ini beredar di Indonesia.
Lantas bagaimana respon atas seruan ooikot itu dan seberapa besar pengaruhnya. Berikut kata sejumlah pedagang kepada tim Suarajogja.
Salah satu karyawan di Fikamaret, Stefani (22) mengaku ada beberapa produk yang tidak dijual di Fikamaret sebagai bentuk respon dari boikot produk Israel.
Salah satu produk yang diboikot di Fikamaret adalah produk-produk dari Unilever.
Selain itu, dari sisi konsumen pun akhir-akhir ini terlihat cukup banyak yang beralih dari produk pasta gigi Pepsodent, ke Ciptadent.
""Di sini ada boikot juga, produk-produk Unilever. Asalnya banyak yang beli pepsodent, terus sekarang pada ganti ke CIptadent. Itu sih yang paling kentara," terangnya.
Perempuan asal Tuban, Jawa Timur ini juga menambahkan bahwa sebetulnya produk-produk dari Unilever sendiri memang sudah sejak lama tidak dijual di Fikamaret.
Alasannya karena Fikamaret sendiri memang sudah merespon isu Israel dengan Palestina sejak lama, tidak hanya akhir-akhir ini ketika sedang memanas.
Stefani sendiri memiliki prinsip bahwa ia pada akhirnya jadi memilih-milih ketika ingin membeli sesuatu. Apakah itu ada kaitannya dengan Israel atau tidak.
"Kalau aku sih akhirnya jadi termasuk milih ya. Tapi kalau Unilever sendiri, itu memang dari dulu sudah gak pake, karena isunya sudah ada sejak lama kan.", ujar Stefani.
Sementara itu pemilik toko kelontong DoNyayur, Arna (28) mengungkapkan sejauh ini belum merasakan pengaruh apapun dari isu boikot produk israel kepada penjualannya sehari-hari.
Perempuan yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera ini menegaskan bahwa dirinya tidak menganggap isu tersebut sebagai masalah.
Karena menurutnya, banyak juga produk dari Israel yang memang sehari-hari dia gunakan. Jadi sudah terbiasa.
Selain itu, para konsumen yang membeli produk di DoNyayur juga cenderung tidak mempermasalahkan produk tersebut berasal dari mana.
Sebagian besar konsumen masih tetap membeli produk yang sama seperti sebelum isu boikot produk Israel ini muncul.
Berita Terkait
-
Cerita Pemilik Kos di Jogja Pernah Dapat Penghuni Jorok: Kerap Buang Sampah Sembarang hingga Kamar Bau Nasi Basi
-
Motif Tersangka Penyebar Hoaks Kekerasan Seksual di UNY, Sakit Hati Tidak Diterima Organisasi dan Pernah Ditegur
-
Bertemu dengan Sang Penolong saat Terpuruk dan Ngemper di SPBU, Miliader Jogja Ini Akhirnya Bisa Balas Budi
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!