Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 15 November 2023 | 19:48 WIB
Produk Israel (Instagram/kangfirmanhidayat)

SuaraJogja.id - Sebagai respon solidaritas tragedi kemanusiaan di Palestina, MUI menyerukan boikot produk Israel yang selama ini beredar di Indonesia. 

Lantas bagaimana respon atas seruan ooikot itu dan seberapa besar pengaruhnya. Berikut kata sejumlah pedagang kepada tim Suarajogja.

Salah satu karyawan di Fikamaret, Stefani (22) mengaku ada beberapa produk yang tidak dijual di Fikamaret sebagai bentuk respon dari boikot produk Israel.

Salah satu produk yang diboikot di Fikamaret adalah produk-produk dari Unilever.

Baca Juga: Bertemu dengan Sang Penolong saat Terpuruk dan Ngemper di SPBU, Miliader Jogja Ini Akhirnya Bisa Balas Budi

 Selain itu, dari sisi konsumen pun akhir-akhir ini terlihat cukup banyak yang beralih dari produk pasta gigi Pepsodent, ke Ciptadent. 

""Di sini ada boikot juga, produk-produk Unilever. Asalnya banyak yang beli pepsodent, terus sekarang pada ganti ke CIptadent. Itu sih yang paling kentara," terangnya. 

Perempuan asal Tuban, Jawa Timur ini juga menambahkan bahwa sebetulnya produk-produk dari Unilever sendiri memang sudah sejak lama tidak dijual di Fikamaret.

Alasannya karena Fikamaret sendiri memang sudah merespon isu Israel dengan Palestina sejak lama, tidak hanya akhir-akhir ini ketika sedang memanas.

Stefani sendiri memiliki prinsip bahwa ia pada akhirnya jadi memilih-milih ketika ingin membeli sesuatu. Apakah itu ada kaitannya dengan Israel atau tidak.

Baca Juga: Geger Kamar Kos di Jogja Penuh dengan Sampah hingga Air Kencing, Penghuni Tak Pernah Keluar Selama Sebulan

"Kalau aku sih akhirnya jadi termasuk milih ya. Tapi kalau Unilever sendiri, itu memang dari dulu sudah gak pake, karena isunya sudah ada sejak lama kan.", ujar Stefani. 

Sementara itu pemilik toko kelontong DoNyayur, Arna (28) mengungkapkan sejauh ini belum merasakan pengaruh apapun dari isu boikot produk israel kepada penjualannya sehari-hari. 

Perempuan yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera ini menegaskan bahwa dirinya tidak menganggap isu tersebut sebagai masalah. 

Karena menurutnya, banyak juga produk dari Israel yang memang sehari-hari dia gunakan. Jadi sudah terbiasa. 

Selain itu, para konsumen yang membeli produk di DoNyayur juga cenderung tidak mempermasalahkan produk tersebut berasal dari mana.

Sebagian besar konsumen masih tetap membeli produk yang sama seperti sebelum isu boikot produk Israel ini muncul.

"Sejauh ini ga ada pengaruh apapun sih. Kalau tanggapan saya, saya sendiri ga masalah, karena menurut saya ga ngaruh. Kita pakai sehari-hari, kebutuhannya memang harus pakai itu jadi ya pakai aja sih. Terus juga kesehariannya kan sudah terbiasa pakai itu, jadi ya udah pakai itu saja. Orang-orang yang beli di sini juga kebanyakan masih tetap beli produk yang sama kok. Ga masalah.", jelas Arna.

Kontributor: Fristian Setiawan

Load More