SuaraJogja.id - Penjualan gas elpiji 3 kilogram di Gunungkidul seret. Sebagian besar pangkalan gas elpiji 3 kilogram di Gunungkidul mengeluh tidak bisa menjual. Ratusan pemilik pangkalan gas elpiji 3 kilogram terancam gulung tikar akibat terus merugi.
Stok gas elpiji 3 kilogram di tempat mereka seringkali menumpuk. Sejak kemarau panjang melanda, penjualan mereka terus mengalami penurunan. Tak masyarakat yang menggunakan gas elpiji bersubsidi tersebut.
Pemilik Pangkalan di Kapanewon Patuk, Erfanto mengakui kondisi ini membuat pemilik kian terjepit. Karena dalam sepekan, mereka ditarget menjual dalam jumlah tertentu dalam sepekannya. Parahnya, meskipun stok mereka masih menumpuk di gudang tetapi harus menebus kembali sesuai kuota di pengiriman selanjutnya.
"Misale kita dapat jatah seminggu 90 tabung. Terus masih sisa 30, kita tetap harus menebus 90 tabung itu pada pengiriman selanjutnya,"kata dia, Senin 20/11/2023).
Para pemilik pangkalan menuding pemerintah dan Pertamina sengaja membuat iklim usaha untuk bisnis penyalur gas bersubsidi tidak sehat dan akhirnya gulung tikar. Dinas Perdagangan tak bisa berbuat banyak mengatasi persoalan te sebut.
Pertamina dan pemerintah seolah melakukan pembiaran dengan nasib pemilik pangkalan yang kian terjepit. Karena di tengah tak banyak permintaan masyarakat akan gas elpiji 3 kilogram, pemerintah dan Pertamina terus memberikan ijin pendirian agen dan pangkalan terus diberikan.
"Jumlah pangkalan itu kayak tidak terkendali. Sini bikin, sana bikin, semrawut. Jualnya juga asal nabrak area sehingga persaingan antar pangkalan tersebut terjadi,"kata dia
Karena kondisi inilah, tak jarang pemilik pangkalan memilih jual merugi demi menghabiskan kuota atau jatah untuk mereka dalam sepekan. Jika dibiarkan maka akan banyak pangkalan yang gulung tikar.
Hasan salah satu pangkalan di Kapanewon Semanu mengaku setiap sepekan sekali dia mendapat pasokan dari agen sebanyak 90 tabung. Namun hingga jadwal pengiriman berikutnya ternyata masih sisa cukup banyak.
Baca Juga: Lagi, Dukuh di Gunungkidul Didemo karena Tuduhan Selingkuh
"Sering sisa 40-50. Lha saya harus muter-muter nyari tabung kosong,"ujar dia, Senin (20/11/2023).
Setiap kali datang dirinya harus 'tombok' untuk menutupi biaya penebusan gas elpiji 3 kilogram yang belum laku. Para pangkalan pun berlomba bagaimana caranya agar gas bersubsidi mereka laku.
Tak jarang mereka harus jual merugi demi bisa menghabiskan kuota atau jatah mereka. Sehingga modal mereka tak bisa kembali. Kondisi tersebut berlangsung sudah cukup lama dan setiap kali mengadu ke dinas atau instansi terkait hanya dibiarkan
"Ini sudah 3-4 bulan lho. Ndak ada tindakan sama sekali,"kata dia.
Demikian juga diungkapkan Dedy, pangkalan asal Karangmojo. Lelaki ini mengaku kebingungan menghabiskan stok gas elpijinya hari ini. Hari Senin (20/11/2023) ini merupakan jadwalnya mendapat kiriman sebanyak 90 tabung. Namun di pangkalan yang ia miliki masih ada sisa 40 tabung.
"Saya harus bagaimana. Nyari pinjaman tabung? Sudah susah sekarang,"ungkapnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin
-
Srikandi Everest Telah Berpulang, Clara Sumarwati Wafat Usai Berjuang Melawan Sakit