Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 23 Desember 2023 | 16:25 WIB
Para kandidat cawapres saat berfoto bersama. (Instagram/@prabowo)

"Kedua adalah Mahfud, Mahfud ini bagus sebagai orang yang memang cenderung tegas jelas ya. Dia setiap selesai dalam durasi yang dialokasikan selalu mengatakan selesai. Jadi karakter hakim dia sangat kuat di sana, karakter sebagai orang hukum, harus clear semua. Sementara Cak Imin cukup kerepotan dalam manajemen waktu," tuturnya.

Padahal retorika ini, kata Arya penting untuk ditunjukkan. Sebab retorika berada lebih dari substansi yang disampaikan itu sendiri. Termasuk untuk meyakinkan publik tentang kepercayaan diri dan penguasaan isu.

"Nah itu yang kenapa di awal saya sampaikan Gibran agak lumayan di level itu karena tidak ada teks, mata dia kebawah itu nggak ada. Sementara Mahfud, Cak Imin apalagi yang closing statement itu wah dia baca semua. Secara retorika tidak menarik simpati, semua orang bisa membaca persoalannya. Sementara eye contact dengan berbicara lancar itu menunjukkan dia menguasai apa yang ingin disampaikan," paparnya.

Keempat yang terakhir mengenai gestur. Hampir mirip dengan retorika tapi penting untuk dimiliki masing-masing cawapres.

Baca Juga: TKN Beberkan Persiapan Gibran Rakabuming Raka Jelang Debat Cawapres: Makan Enak, Tidur Nyenyak, Ketawa yang Banyak

Arya kembali menyorot gestur Cak Imin dalam debat semalam yang dinilai kurang siap. Misalnya ketika momen Cak Imin menjatuhkan mikrofon.

Meskipun tidak secara langsung tapi hal itu berkontribusi secara disinsentif dalam mengurangi personanya. Sehingga berkontribusi pada gestur secara negatif disinsentif.

"Selain soal cenderung kaku, jawaban-jawaban sangat politisi karena dia memang ketua umum partai cukup lama, tidak memegang kursi eksekutif. Sementara Gibran dan Mahfud memang ketika masih running sekarang debat pun mereka masih berkomunikasi dengan urusan pekerjaan eksekutif masing-masing," ujarnya.

"Meskipun Mahfud juga lumayan tapi masih cenderung kaku mungkin dia bisa artikulatif seperti yang dilakukan Gibran," imbuhnya.

Secara umum, Arya menyatakan bahwa performa Gibran yang cukup dominan dan agresif ketika berdebat cukup mengejutkan beberapa pihak. Mengingat persona itu tidak ditunjukkan saat ia bertemu dengan media selama ini.

Baca Juga: Soal Insiden Teror Kegiatan Kaesang oleh Pemotor Berbendera PDIP di Pati, Nusron Wahid: Tanda Tidak Siap Kalah

Sementara dua cawapres lain Cak Imin dan Mahfud MD yang membawa ekspektasi besar publik justru cukup banyak terpleset dalam beberapa hal.

"Jadi secara overall semua bisa merespon cuman memang yang cukup lancar merespon dengan kepercayaan diri yang lumayan tinggi memang Gibran, dia keluar podium berjalan ke kanan ke kiri ke depan. Kemudian Cak Imin berakhir dengan teks dan Mahfud MD berakhir dengan teks, dan Gibran suka tidak suka membayar lunas persepsi publik soal dia yang irit bicara dan akan kesulitan ternyata dia justru mempunyai performa cukup lumayan dibandingkan dua yang lain," pungkasnya.

Load More